Oleh: N. Nofi Sastera Wartawan Utama
Ada dua pembuktian yang perlu dilakukan Inggris pada partai final melawan Italia nanti. Pertama soal keraguan kemampuan Inngris akibat gerakan berbau diving yang dilakukan Raheem Sterling. Gara-gara itu Inggris dapat pinalti dan menang atas Denmark. Kedua soal data pertemuan kedua tim yang ternyata pada ajang resmi, Italia lebih unggul dibanding Inggris. Meski pun di data ujicoba, Inggris lebih dominan ketimbang Italia.
Mengapa harus kedua topik di atas yang perlu ditonjolkan saat ini? Jawabannya sama. Yaitu demi harga diri!
Di arena sepakbola, Inggris bukanlah tim kacangan. Apa yang dimiliki semua negara-negara sepakbola, umumnya Inggris juga punya. Juara Piala Dunia misalnya, Inggris tahun 1966 sudah pernah. Inggris juga dikenal sebagai negara pelahir sepakbola modern.
Tapi memang di Piala Eropa, Inggris belum pernah juara. Bahkan, jangankan juara, ke final pun mereka belum pernah. Memang menyedihkan. Tapi mungkin itulah motivasi yang akan mengisi dada semua pemain Inggris di final nanti.
Lalu kembali ke topik di atas, jangankan kita yang umumnya penonton awam, legenda sekelas Pieter Scmichels pun ikut meragukan kemampuan Inggris yang hanya lolos nkarena pinalti akibat diving Sterling. Amboi Mak, kuping siapa yang tak panas, kalau dikatakan seperti itu.
Lalu soal pertemuan kedua tim. Di ajang uji coba, Inggris sangat mendominasi. Three Lion unggul dengan catatan 11 kali menang, 8 kali seri dan 8 kali kalah. Tapi di ajang resmi, baik di Piala Dunia, Piala Eropa maupun Kualifikasi Piala Dunia, yang terjadi sebaliknya. Gli Azuri lebih mendominasi. Rekornya 6 kali menang, 1 kali seri dan 1 kali kalah. Wow…
Ada yang harus dicatat dari rekor di ajang resmi kedua negara tersebut. Yaitu, satu-satunya kemenangan Inggris atas Italia itu terjadinya di STADION WEMBLEY pada Grup B Babak Kualifikasi Piala Dunia 1978 tertanggal 16 November 1977. Saat itu Inggris menang 2-0 lewat kaki Kevin Keegan dan Trevor Brooking!
Nah, dengan sedemikian langka dan mahalnya kemenangan atas Italia bagi Inggris, bisa ditebak, Inggris pasti akan mati-matian meraih kemenangan atas Italia. Sebab banyak target yang bisa dicapai jika Inggris bisa menekuk Italia.
Pertama pasti, gelar juara Piala Eropa yang belum pernah diraih sebelumnya. Kedua jika kemenangan nanti bisa dicapai dengan kemenangan bersih, artinya Inggris juga sudah menepis keraguan banyak orang soal kemampuan tim Inggris yang tidak perlu berharap diving. Ketiga kemenangan itu otomatis akan memperkecil rekor kekalahan Inggris di ajang resmi atas Italia. Secara keseluruhan, kalkulasinya adalah harga diri Inggris terjaga dengan baik!
Tapi tunggu dulu. Akan begitu sajakah Italia membiarkan Inggris bersilantas mencapai semua target yang dikatakan di atas? Saya yakin, jawabannya adalah NO. Takkan ada penduduk Italia yang rela timnya kalah oleh Inggris. Tidak juga para pendukung fanatiknya.
Mereka juga pasti akan berjuang sampai titik darah terakhir untuk membatalkan semua ambisi Inggris. Apalagi secara recovery, Italia sehari lebih beruntung ketimbang Inggris, walau pun itu mungkin tidak terlalu berpengaruh.
Di sinilah letak kunci enaknya menyaksikan final Piala Eropa tahun ini. Ndak usahlah ngotot membela Inggris atau Italia, kalau tidak tahu dengan referensi ini. Sebab jikalau sudah tahu referensinya, bisa kebayang betapa berharganya nilai kemenangan partai final Piala Eropa tahun ini bagi kedua tim.
Lalu apalagi? Ayuk, kita saksikan saja partai final Italia vs Inggris. Memang sih di Stadion Wembley, tempat dimana Inggris tahun 1977 pernah mengalahkan Italia. Tapi itu mungkin hanya sekedar catatan. Ingat idiom sepakbola itu bundar. Tak ada yang tidak mungkin di sepakbola.
Lantas siapa yang akan Anda jagokan jadi pemenang?