Padang – Suasana pagi Kota Padang dihidupkan oleh olahraga bersepeda yang dikenal dengan gowes, komunitas bersepeda tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Apalagi semenjak masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia di landa wabah corona semenjak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020 yang lalu.
Olahraga bersepeda di Sumatera Barat sudah tumbuh dan hidup semenjak zaman penjajahan Belanda, semakin berkembang semenjak Sumatera Barat menghelat Tour de Singkarak, agenda wisata internasional, semenjak tahun 2009 dan hanya istirahat tahun 2020 karena covid-19.
Hari hari libur terutama di akhir pekan, komunitas gowes berlalu lalang hilir mudik di jalan wisata di Kota Padang, lebih khusus lagi di sepanjang jalan samudra atau yang dikenal dengan “Jalan Tapi Laut (Taplau)”. Pemerintah Kota Padang yang didukung pemerintah prov Sumatera Barat dan “tungku tigo sajarangan” (alim ulama; ninik mamak dan; cerdik pandai) telah melengkapi jalan wisata taplau ini dengan berbagai fasilitas diantaranya 2 masjid megah di pangkal dan ujung jalan yang bernama masjid Al-Mujahiddin dan Al-Hakim; Warung/kedai panjang; Rumah Makan dan Restoran; serta lapak-lapak souvenir.
Dinamika wisata pantai ini juga mendorong usaha kecil dan mikro khususnya jajanan kampung atau tradisional tumbuh mengikuti perkembangan orang dan seleranya. Para perantau Kota Padang dan Sumatera Barat rindu pulang ke kampung karena ingin merasakan enaknya “katupek pitalah; lamang jo tapai; sala lauak; sarabi bakuah; lompoang sagu; cindua durian; sate sapi; teh talua; dll.
Sebagai bagian dari perkembangan zaman, komunitas Gowes yang bernama “ 3G RM” (Go Gowes Genre Ranah Minang) yang bermarkas di BKKBN Sumatera Barat, rutin mengayuh sepeda bersama minimal 2 kali sebulan.
Tidak hanya bersilaturrahmi antara sesama anggota yang tercatat sebanyak 50 orang tersebut, namun juga mengunjungi kelompok kegiatan (Poktan) Program Bangga Kencana (Pembangunan Kekuarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) seperti kelompok dan kader Bina Keluarga Balita; Kelompok Bina Keluarga Remaja; Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor; Pusat Informasi Konseling Remaja; Kelompok Bina Keluarga Lansia; Kelompok Posyandu; dan lembaga swadaya masyarakat yang menjadi tulang punggung suksesnya program Bangga Kencana.
Pada “lustrum ke 5” ini komunitas sepeda 3G Ranah Minang akan terus mengembangkan pola silaturrahmi ke bidang bidang sosial dan sadar bencana, karena bersepeda juga sekaligus ikut melestarikan lingkungan dan menghirup udara bersih tanpa terlalu banyak polusi.(***)
Penulis Adalah H. Nofrijal, MA Pejabat Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama dan mantan Sekretaris Utama dan Deputi Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN yang menginisiasi pembentukan 3G RM tahun 2015 yang lalu ketika yang bersangkutan menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat.