PADANG — Tidak ada yang meragukan bahwa Sumbar adalah daerah yang sangat indah, daerah dengan budaya yang sangat kaya dan daerah yang dikenal dengan ikon-ikon yang sudah diakui dunia seperti etnisitas Rumah Gadang, Jam Gadang, Randang dan lain sebagainya.
Sumatera Barat (Sumbar) adalah provinsi yang dilimpahi Allah sebagai negeri yang permai, dihuni oleh masyarakat yang ramah dan cinta damai. Sehingga sangat layak dikategorikan sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah saat menghadiri pelantikan Ketua sekaligus Dewan Pengurus Daerah ASITA Sumbar untuk masa bakti 2021-2026 yang berlangsung di Aula Kantor Gubernur, Padang, Rabu (24/3/2021).
Hadir dalam pelantikan itu Ketua Umum DPP Asita Indonesia DR. N. Rusmiati, M.Si, Ketua DPD Asita Sumatera Barat Darmawi, S.Pd.I, Duta Besar Malaysia yang mewakili Konsulat Jenderal Malaysia di Pekanbaru, kepala Dinas Pariwisata Sumbar dan Bupati Walikota se Sumbar.
“Untuk itu, sangat tepat rasanya kami diamanahi untuk memimpin provinsi ini. Kami langsung membuat visi ‘Terwujudnya Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan’, yang salah satunya didukung oleh salah satu misi yaitu Meningkatkan Ekonomi Kreatif dan Daya Saing Kepariwisataan,” ucap Mahyeldi.
Visi dan misi tersebut tentu sangat beralasan, karena di samping keberadaan potensi, juga karena prospek pasar yang terbuka lebar, baik nusantara maupun mancanegara saat pandemi usai.
“Untuk mempersiapkan hal tersebut, maka program unggulan kita yaitu membangun industri pariwisata yang tangguh melalui 1 destinasi berkelas dunia dan 19 destinasi unggulan provinsi. Rasanya tepat sesuai prinsip pariwisata berbasis pasar,” ungkapnya.
Tentunya membangun pariwisata haruslah paripurna dan multipihak. Pembangunan harus termasuk SDM, destinasi, ekonomi kreatif dan pemasaran, yang dikerjakan oleh banyak pihak.
Pemerintah tidak akan tegak sendiri dan berani menyatakan akan menyelesaikan semua misi dan target-target kepariwisataan yang kita kenal bersama. Untuk diketahui dengan konsep pentahelix, lima pilar pembangunan kepariwisataan, yang salah satunya adalah industri, dan salah satu industri tersebut adalah ASITA.
ASITA adalah unsur yang berdiri paling depan untuk memasarkan dan merayu konsumen dalam hal ini wisatawan untuk mengunjungi Sumatera Barat. Dalam rayuan tersebut tentunya harus ada produk yang unik, spesifik dan menarik, bukan produk biasa yang sudah ada dan dijual di mana-mana. Misalnya Paket Padang- Bukittinggi – Limapuluh Kota, Padang – Padang Panjang – Tanah Datar, Padang – Mandeh, adalah produk-produk yang sudah biasa.
Paket tour memang memang bisa mendatangkan orang lebih banyak. Namun belum tentu bisa menahan orang tinggal lebih lama dan keluar uang lebih banyak. Yang bisa melakukan hal itu adalah produk atau paket-paket tur yang tidak biasa, dalam bentuk paket wisata yang alami.
Mahyeldi berharap, ASITA dan anggotanya ke depan, bisa menilai dan mendesain hal-hal tersebut. Ada paket trekking ka sawah, trekking ka ladang, menenun, memasak randang, mamandian kabau, dan lain-lain yang akan bisa dikenang seumur hidup oleh wisatawan.
“Kita harus menawarkan hal-hal yang menarik bagi mereka. Tentunya dengan hal yang tidak mereka dapatkan selama ini di lingkungan mereka,” ujarnya.
Gubernur Sumbar sangat yakin ASITA dan anggotanya pasti bisa mendatangkan turis berkualitas, bukan turis massal lagi ke Sumbar.
“Kami yakin pengurus ASITA yang baru, pastinya adalah generasi yang lebih muda, yang bisa membaca orientasi pasar yang sangat potensial untuk kita tarik datang ke Sumbar,” kata Gubernur.
ASITA adalah partner strategis pemerintah daerah dan untuk itu kita harus selalu bergandeng tangan melalui diskusi-diskusi bernas dan melahirkan kesepakatan yang kolaboratif dan menguntungkan semua pihak.
Pariwisata adalah tentang mensejahterakan masyarakat dan masyarakat yang sejahtera karena aktivitas pariwisata pasti akan mendukung setiap upaya pembangunan dan pengembangan kepariwisataan.
Sebagai penutup Mahyeldi ucapkan selamat pada pengurus ASITA yang baru saja dipilih, semoga bisa bersama-sama pemerintah daerah membawa kepariwisataan Sumbar kearah yang jauh lebih baik. (*)