PADANG — Sejak Presiden RI Joko Widodo dua tahun lalu meresmikan pembangunan Jalan Tol Padang – Pekanbaru, progres pembebasan lahan jalan tol ini sudah ada peningkatan 51,66 menjadi 55,01 persen.
Penjabat Gubernur Sumatera Barat Dr. Hamdani, MM, M.Si AK meminta semua pihak berperan aktif mempercepat pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru yang mangkrak selama dua tahun. Karena keberadaan jalan tol tersebut akan membawa efek positif pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat.
Hal ini disampaikan Hamdani pada rapat bersama Kepala BPN Sumbar Saiful terkait progres pengadaan tanah dan permasalahan jalan tol Padang-Pekanbaru tahap II Sta 4-200 sampai dengan 36+600, di Aula Kantor Gubernur, Senin (22/2/2021).
Rapat tersebut dihadiri Plh Bupati Padang Pariaman, Kepala Dinas PUPR Sumbar, Kepala Biro Humas, Pimpinan Hutama Karya dan beberapa peserta lainnya di lingkup pemerintah Provinsi Sumbar.
Pj Gubernur Sumbar Hamdani mengatakan proses pembebasan lahan sudah berjalan secara bertahap dengan telah dilakukan pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) yang dilakukan sebanyak empat kali. Dimulai dari tanggal 3 November 2020, 29 Desember 2020, dan 15 Februari 2021 sampai dengan tanggal 19 Februari 2021.
“Dengan total sebanyak 70 bidang, dengan presentase terhadap luas 6.15 persen, nilai UKG 6,39 persen dan terhdap bidang 5,5 persen. Untuk itu perlu seluruh stakeholders mendukung percepatan pengadaan tanah dan perlu juga penyederhanaan berkas berkas sebagi bukti kepemilikan untuk tanah milik adat,” kata Hamdani.
Sesuai dengan aturan yang ada bahwa bukti kepemilikan cukup dibuktikan dengan sproadik sesuai dengan koordinasi Pihak Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Tahapan mana yang sudah diganti rugi dalam proses penilaian.
“Saat ini kami melihat usulan pembayaran UGR ke LMAN sebanyak 63 bidang, proses pengumuman 203 bidang, proses penilaian KJPP 704 bidang. Dan musyawarah yang dilakukan 225 bidang serta fasilitas umum dan fasilitas sosial 183 bidang,” ujarnya.
Selanjutnya Hamdani juga menegaskan agar proses pembangunan jalan tol proyek Provinsi Sumbar harus tetap dijalankan dan semua kendala yang ada segerakan di selesaikan.
“Untuk segala prosesnya kami sudah melihat seluruh stakeholders sudah berupaya untuk percepatan penyelesaian progres pengadaan tanah dan permasalahannya. Hal itu sudah digambarkan dengan baik,” harap Hamdani.
Ia mengungkapkan, pada hari kedua menjabat sebagai Penjabat Gubernur langsung berkoordinasi dengan Kapolda Sumbar Irjen Pol Toni Hermanto terkait persoalan proyek strategis nasional ini.
“Saya sangat antusias dengan progres pembangunan jalan tol ini. Mudah-mudahan segera selesai,” tuturnya.
Menurut Hamdani, ia sudah mengurai persoalan tersebut dan berkomunikasi dengan pihak terkait seperti Forkominda Sumbar dan Pemkab Padang Pariaman agar proyek nasional yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Februari 2018 tersebut dapat segera dituntaskan.
“Kepada saya, Kapolda bahkan menjelaskan bahwa pihak aparat sudah mengambil langkah persuasif dan tegas dengan menindak pihak pihak yang terindikasi menjadi penghalang pembagunan,” ujarnya.
Selain itu Hamdani juga memberi apresiasi kepada BPN Provinsi Sumbar yang telah memetakan bagaimana kondisi luas tanah mengarah kepada penyelesaiannya sampai ke status tanahnya.
Sementara itu Kepala BPN Sumbar Saiful menyebutkan, rencana pengadaan tanah di tahap kedua ini akan dilakukan sebanyak 732 bidang, dengan panjang 32,40 meter dan luas perencanaannya 281,05 hektar.
“Hasil identifikasi kami jumlah bidangnya sebanyak 1,484 bidang atau 497,81 persen inilah realisasinya. Kemudian luasnya dari 281,05 menjadi 293,5 hektar atau 104,26 persen dari perencanaan,” sebut Saiful.
Oleh karena itu masih menunggu persetujuan dari LMAN sebanyak 63 bidang lagi dan hal itu sudah diusulkan hanya menunggu hasilnya. Kalau hasilnya sudah turun mungkin langsung Minggu besok sudah bisa dilanjutkan.
Sekarang dalam penilaian Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T), sebanyak 704 bidang dan seluruhnya ada 1.132 bidang lagi belum dilakukan uji.
“Dan akan segera diupayakan secepatnya kalau bisa sebelum hari raya ini sudah selesai meski ada yang tidak dibayar yaitu fasilitas umum. Dan kita ingin melakukan penyelesaian secepatnya,” ujar Saiful.(*)