Take a fresh look at your lifestyle.

Hilangnya Roh Nasionalisme Pemain Semen Padang FC

0 123

Oleh : Ridho Syarlinto

Pemerhati Sepakbola Kota Padang

 

Padang, majalahintrust.com – Kondisi klub Semen Padang FC saat ini terseok-seok. Kekalahan demi kekalahan dituai tim Kabau Sirah, baik di kandang sendiri maupun di kandang lawan.

Hal ini membuat tim kebanggaan masyarakat Sumatera Barat terpuruk di papan bawah klasemen Liga 1. Berbagai upaya pun dilakukan oleh SPFC, agar tim ini bisa diselamatkan dan tidak terdegradasi. Mulai dari menukar manajemen tim, menukar pelatih, hingga upaya mendatangkan pemain berkaliber.

Namun alasan klasik santer terdengar akibat menurunnya performa tim, yakni soal dana. Tim bermarkas di Bukit Indarung tersebut kekurangan pasokan amunisi, sehingga permainan tim menjadi jeblok.

Namun menurut penulis, permasalahan utama jebloknya prestasi SPFC itu adalah karena tidak adanya rasa nasionalis pemain, untuk memperjuangkan SPFC.

Akibat dari kebijakan PSSI yang membebaskan tim memakai pemain asing yang cukup banyak, membuat pemain pemain asli Tanah Minang terpinggirkan dari posisi line up. Mereka notabene hanya sebagai penghias bangku cadangan.

Padahal sama sama kita ketahui, SPFC di masa lalu banyak memakai pemain talenta daerah. Sebut saja Nilmaizar, Endra M, Aprius, Welliansyah dam lainnya. Ada juga Masykur Rauf, Kusdianto, Trisno Afandi. Skil yang mereka miliki dipadu dengan pemain dari seantero nusantara dan daerah timur maupun dari Tanah Papua.

Rasa nasionalis mereka kepada tim jangan ditanya lagi. Meski bermodal gaji sebagai karyawan Semen Padang, mereka kerap tampil militan di lapangan.

Selain itu juga, pada masa lalu geliat pembinaan pemain usia muda sangat bergairah. Pasalnya pesepakbola muda percaya dengan skil yang mereka miliki, suatu saat bisa bermain di klub Semen Padang, dan juga bisa menjadi pegawai disana.

Artinya rasa nasionalisme hanya dimiliki oleh pemain nusantara. Kalau pemain asing, jangan ditanya nasionalisme mereka. Karena mereka hanya bermain berdasarkan profesionalisme. Jika kontrak lancar dibayar, performa pun lancar. Namun sebaliknya jika kontrak kurang lancar, maka hasilnya pun ambyar.

Oleh karena itu, mulailah kembali Semen Padang FC melirik pemain asli daerah. Karena mereka juga punya skil mumpuni untuk bersaing di tingkat nasional. Hanya saja jam terbang mereka minim, karena sudah kalah kepercayaan.

Yakinlah, jika Semen Padang FC kembali memakai pemain daerah, maka geliat sepakbola usia muda juga bakal kembali hidup.

Pesepakbola daerah tak butuh kontrak segepok, asalkan masa depan mereka terjamin, mereka lebih gila menunjukkan kemampuan mengolah si kulit bundar. (***)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.