Bukittinggi – Pasar Ateh Kota Bukittinggi merupakan pasar bersejarah di Kota Bukittinggi dan memiliki aktifitas ekonomi cukup tinggi dengan komoditas perdagangan yang beragam.
Dalam perkembangannya Pasar Ateh telah mengalami empat kali dilanda kebakaran yang pada penghujung tahun 2017 terakhir kali terbakar.
Pasar merupakan bangunan yang sangat rentan terhadap bahaya kebakaran, sehingga perlu upaya antisipasi terhadap bahaya kebakaran, baik melalui pencegahan dan penyelamatan pengguna pasar.
“Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berupaya agar pembangunan Pasar Ateh dapat memenuhi prisip keselamatan terhadap bahaya kebakaran, sehingga menjadi bangunan yang andal” tutur Diana Kusumastuti, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya dalam Focus Group Discussion (FGD) Simulasi Keselamatan Kebakaran dan Evakuasi Bangunan Pasar Atas Bukittinggi yang digelar pada 11 Juli di Bukittinggi.
Dikatakan Diana, Pemerintah sendiri telah mengatur mengenai bangunan gedung negara melalui Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Dalam undang undang dikatakan, setiap bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud meliputi persyaratan tata bangunan dan keandalan yang memenuhi persyaratan keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesahatan.
Keselamatan pengguna bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran harus menjadi pertimbangan utama, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26/PRT/M/2008 tentang, Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Setiap ketentuan dan persyaratannya mesti dipenuhi baik pada tahap perencanaan, perancangan, pelaksanaan konstruksi dan pemanfaatan bangunan dalam rangka mewujudkan kondisi aman kebakaran pada bangunan dan lingkungannya.
Salah satu penyebab seringnya terjadi kebakaran pasar diungkapkan Diana adalah kurangnya pemahaman pegelola terkait sistem proteksi aktif maupun pasif, prosedur pencegahan kebakaran pada bangunan gedung serta pengelolaan proteksi kebakaran.
Sistem proteksi kebakaran sangat penting pada bangunan pasar yang merupakan area publik, perhitungan volume pengguna pasar dengan akses evakuasi dan kemampuan sistem proteksi bekerja dengan maksimal harus direncanakan dengan matang.
Melalui FGD Simulasi Keselamatan Kebakaran dan Evakuasi Bangunan Pasar Atas ini diharapkan para pemangku kepentingan memahami tentang pentingnya perencanaan keselamatan kebakaran.
Dalam FGD ini dihadiri langsung oleh Wakil Walikota Bukittinggi Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat, organisasi perangkat daerah Kota Bukittinggi yang terdiri dari Dinas PU, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Pengelolaan Pasar dan beserta OPD teknis Kota Pariaman yang juga akan mendapatkan progam pembangunan pasar rakyat Kota Pariaman dari Kementerian PUPR.
Melalui diskusi serta kunjungan lapangan ke Pasar Ateh, para peserta FGD dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari sesama peserta khususnya narasumber yang ahli dibidangnya, sepeti Ir. Sudirman Mustopa, Ir. Soekartono Soewarno dan Dr.Wahyu Sujatmiko, ST. MT.(*)