Padang- Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru lamban bak keong berjalan. Kendala utama adalah pembebasan lahan yang tak kunjung tuntas.
PT Hutama Karya (Persero) menyatakan, pembangunan ruas tol Pekanbaru-Padang berjalan lambat. Dibangun sejak 2018, ruas tol ini baru terbangun 1,3 kilometer (km) dari rencana total 254,8 km.
Direktur Utama Hutama Karya (HK) Bintang Perbowo mengatakan, lambatnya pembangunan tol Pekanbaru-Padang menjadi salah satu fokus perseroan pada tahun ini. Dia mengklaim HK sudah memulai pembangunan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan groundbreaking pada 9 Februari 2018 di Padang Pariaman.
“Sampai dengan sekarang yang baru bisa dikonstruksi baru 1,3 km, masih terhambat proses pengadaan tanah,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (21/1/2020).
Tol yang menghubungkan Riau dan Sumatra Barat itu terbagi ke dalam enam seksi, yaitu Seksi I Padang-Sicincin (36,15 km), Seksi II Sicincin-Bukittinggi (38 km), Seksi III Bukittinggi-Payakumbuh (34 km), Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan (58 km), Seksi V Pangkalan-Bangkinang (56 km) dan Seksi VI Bangkinang-Pekanbaru (38 km).
HK, kata Bintang, menghadapi kendala sejak awal pada proses pembebasan lahan di seksi I Padang-Sicincin. Seksi tersebut seharusnya akan melewati lima kecamatan dan 15 nagari di Kabupaten Padang Pariaman. Namun, trase tol mesti diubah.
“Harapan kami ke depan pembangunan bisa cepat progresnya, didukung Sinergi Percepatan Pembangunan dari Polda Sumbar, Pemprov setempat dan pihak lainnya,” kata Bintang.
Senior Executive Vice President Divisi Pengembangan Jalan Tol HK Agung Fajarwanto menjelaskan, relokasi trase jalan tol perlu dilakukan karena adanya penolakan dari sejumlah warga. Perubahan trase itu membuat perencanaan diulang, termasuk pengadaan tanah.
“Rencana awalnya ruas tol Padang-Sicincin 30,4 km, namun sekarang berubah menjadi 36,15 km, karena warga di Nagari Sungai Abang, Nagari Lubuk Alung dan Nagari Sicincin menolak tanahnya dibebaskan karena merupakan tanah pusaka tinggi dan lahan produktif,” ujar Fajar.(*)