Citeureup – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku pembina jasa konstruksi nasional, terus mendorong dan melakukan pembinaan terhadap para pelaku jasa konstruksi nasional dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan konstruksi, sesuai yang telah diatur dalam UU No.2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan peraturan turunannya.
Salah satu upaya pembinaan yang dilakukan yakni melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan Konstruksi Layang di area Kantor Bersama Kementerian PUPR Citeureup, Jawa Barat, di bawah Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, nantinya sarana dan prasarana pelatihan tersebut akan dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan konstruksi layang dengan standar internasional.
“Diharapkan alumni pelatihan konstruksi layang ini dapat ikut bekerja pada sektor konstruksi di seluruh negara ASEAN maupun di kancah Internasional,” kata Zainal dalam sambutan acara Pencanangan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan Konstruksi Layang di Citeureup, Senin (12/4/2021).
Dikatakan Zainal, pembangunan infrastruktur yang berhasil dan berkualitas bukan hanya diukur oleh dimensi penyelesaian tepat biaya, mutu, dan waktu, tetapi juga ditentukan oleh kinerjanya yang mencakup keandalan (aspek struktur), berfungsinya bangunan sesuai rencana, dan keselamatan dalam pelaksanaan, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Di tengah tantangan situasi global tidak menentu, kita juga diharuskan untuk menyiapkan diri dengan baik dan melakukan berbagai terobosan dalam pembangunan infrastruktur. Kita harus mampu untuk lebih adaptif terhadap kebutuhan industri konstruksi, produktif dan inovatif, berdaya saing, dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan, serta teknologi terbaru,” tutur Zainal.
Plt. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto menyatakan, saat ini proyek infrastruktur pada konstruksi layang menjadi salah satu pekerjaan yang sering dilakukan, khususnya di kota-kota besar.
“Untuk itu diharapkan pembangunan sarana pelatihan ini dapat selesai pada tahun 2022 sehingga mampu menjadi jawaban dalam upaya meningkatkan kualitas SDM konstruksi yang terampil dalam struktur layang. Ditargetkan dapat melatih sebanyak 1000 orang dalam 3 tahun,” ujarnya.
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta Afriandi Pohan dalam laporannya mengatakan, pembangunan sarana dan prasarana konstruksi layang dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Komponen Beton sebagai kontraktor pelaksananya dan PT Angelia Oerip Mandiri sebagai konsultan pengawas pembangunan dengan kontrak tahun jamak 2021-2022 senilai Rp74,22 miliar.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan Penandatanganan Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Bidang Konstruksi Layang oleh para Direktur/ Direktur Utama Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) BUMN yang membawahi bidang Quality, Healthy, Safety, and Environment (QHSE) yang tergabung dalam Forum QHSE BUMN.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Taufik Widjoyono, Pengurus LPJK Syarif Burhanuddin, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Dewi Chomistriana, Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi Sumito, Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi Putut Marhayudi, Direktur Kelembagaan Dan Sumber Daya Konstruksi Nicodemus Daud, Direktur Keberlanjutan KonstruksiKimron Manik.
Lalu Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) Agus Wantoro, Ketua Umum Ikatan Ahli Pracetak Prategang Indonesia, Hari Nugraha Nurjaman, Ketua Umum Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI) Lazuardi Nurdin, Presiden Direktur PT. Wijaya Karya Komponen Beton Nopian Hariyadi, dan Direktur Utama PT. Angelia Oerip Mandiri Budi Supriatono. (*)