Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2018 telah menyelesaikan Penataan Bangunan Strategis Kawasan Keraton Mangkunegaran di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Penataan bangunan cagar budaya ini dilakukan karena beberapa bangunannya sudah terlihat rapuh termakan usia.
“Konsep revitalisasi disesuaikan dengan fungsi kota sebagai kota tujuan wisata dengan keselarasan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan dengan melibatkan Pemerintah Daerah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Penataan Bangunan Strategis Kawasan Keraton Mangkunegaran yang dilakukan oleh Kementerian PUPR meliputi penataan Lapangan Pamedan, revitalisasi Kawasan Panti Putro, dan beberapa bangunan lain yang mengalami kerusakan. Penataan kawasan seluas 26.918 meter persegi ini dilakukan menggunakan dana APBN sebesar Rp 24,5 miliar.
Manfaatnya, di samping mengembalikan keutuhan bangunan gedung cagar budaya, Kawasan Keraton Mangkunegaran juga tampak lebih rapi dan bersih.
Keraton Mangkunegaran yang dibangun pada 1757 merupakan Istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para pemimpin Keraton. Selayaknya keraton, Mangkunegaran memiliki pamedan atau lapangan pelatihan prajurit, pendopo, pringgitan atau ruang transisi antara pamedan dan dalem, dalem atau istana, dan keputrèn atau tempat tinggal putri.
Saat ini Keraton Mangkunegaran juga berfungsi sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Kota Surakarta. Disamping itu, berbagai acara kebudayaan juga kerap digelar di kawasan ini. Baru-baru ini Presiden Joko Widodo merayakan Hari Batik Nasional di Keraton Mangkunegaran bersama 500 orang pembatik.
Diharapkan program Penataan Bangunan Strategis Kawasan Keraton Mangkunegaran dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik sehingga meningkatkan perekonomian lokal.
Lokasi Keraton Mangkunegaran dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki dari Keraton Surakarta Hadiningrat, 20 menit dengan berjalan kaki dari Pasar Klewer, dan 15 menit berkendara dari Kampung Batik Laweyan. (*)