Jakarta – Memasuki tatanan normal baru, Pemerintah fokus pada dua hal yakni percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penataan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
“Dalam tatanan normal baru, Pemerintah meyakini bahwa salah satu sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Untuk itu, tidak ada kegiatan pembangunan infrastruktur pada 5 KSPN yang dihentikan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
KSPN Morotai di Provinsi Maluku Utara selain dikenal dengan wisata baharinya karena dikelilingi beragam pulau kecil nan menawan yang dikenal dengan julukan “mutiara di bibir Pasifik” di utara Pulau Halmahera, Maluku Utara ini juga punya beragam situs bersejarah. Lokasinya yang strategis menjadikan Kepulauan Morotai menjadi pilihan tepat untuk membuat benteng pertahanan pada saat Perang Dunia (World War), terutama Perang Dunia ke II.
Dengan latar sejarah tersebut, Morotai memiliki banyak sekali peninggalan berupa artefak perang, sehingga menyimpan potensi wisata sejarah. Untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan wisatawan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penataan kawasan bersejarah di Morotai yakni di Kawasan Pantai Army Dock dan Monumen Trikora di Kabupaten Morotai.
Pantai Army Dock merupakan titik pendaratan pertama Tentara Sekutu di Morotai pada saat Perang Dunia. Para tentara tersebut mendirikan sebuah pangkalan militer di pantai ini dan sisa-sisa pangkalan militer ini masih bisa terlihat di beberapa bagian pantai. Meski sudah tidak digunakan sebagai pangkalan militer, Pantai Army Dock masih tetap ramai dikunjungi dan menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Morotai.
Pada tahun 2019, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai sejarah yang berada di Kawasan Army Dock dengan alokasi anggaran Rp 10 miliar. Lingkup pekerjaan yang dilakukan yakni pekerjaan landscape, pembentukan muka tanah (landfill), penanaman pohon, amphitheater, toilet serta septic tank komunal, mushalla, plaza, dan pusat informasi.
Selanjutnya pada tahun 2020, Kementerian PUPR telah menyelesaikan proses lelang dengan nilai kontrak tahun jamak 2020-2021 senilai Rp 48,14 miliar dengan kontraktor PT. Reza Multi Sarana.
Pekerjaan tersebut merupakan lanjutan penataan kawasan di KSPN Morotai yakni untuk Rehabilitasi Gedung Museum Monumen Trikora, penataan kawasan tempat pendaratan Jenderal Douglas Mac Arthur di Pulau Zumzum Morotai yang dahulu sebagai basis sekaligus lokasi strategis dalam memenangkan pertempuran Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik, penataan wisata alam dan sejarah sungai dalam tanah yang muncul dipermukaan Tanah (Wisata Air Kaca), dan Kawasan CBD Gotalamo sebagai pusat pertumbuhan baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Monumen Trikora di Morotai sebagai tanda untuk mengenang sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat dalam operasi Trikora. Dari Morotai, tentara Indonesia membangun kekuatannya untuk membebaskan Irian Barat. Di Pulau Morotai terdapat peninggalan tentara sekutu pasca-Perang Dunia II yang digunakan tentara Indonesia untuk membebaskan Irian Barat. (*)