Jakarta – Sebanyak 9 ruas jalan tol akan dijual ke swasta mulai tahun ini. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan langkah itu diambil karena PT Waskita Karya (Persero) Tbk sedang kesulitan likuiditas.
“Masalah divestasi ini sebenarnya bukan full government problem. Divestasi ini adalah permasalahan yang terkait dengan PT Waskita Karya. Jadi Waskita Karya memang perlu melakukan divestasi karena berada dalam kesulitan likuiditas,” kata Hedy dalam rapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (27/1/2021).
Hedy mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam aksi korporasi tersebut. Namun, pihaknya akan memberi bantuan jika Waskita membutuhkan dukungan pemerintah. “Ini semua adalah corporate action, jadi kami tidak masuk terlalu dalam. Kecuali kalau Waskita Karya butuh dukungan yang bisa kita lakukan,” ujar Hedy.
Secara keseluruhan, total panjang jalan tol yang akan dilepas ke swasta sepanjang 483,3 kilometer (Km). Berikut rinciannya:
- Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi: Seksi 1-7 sepanjang 61,7 Km
- Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat: Seksi 1-6 sepanjang 143,25 Km
- Cibitung-Cilincing: Seksi 1-4 sepanjang 34 Km
- Cinere-Serpong: Seksi 1-2 sepanjang 10,14 Km
- Bogor-Ciawi-Sukabumi: Seksi 1-4 sepanjang 54 Km
- Depok-Antasari: Seksi 1-3 sepanjang 27,95 Km
- Pemalang-Batang: Seksi 1-2 sepanjang 39,2 Km
- Batang-Semarang: Seksi 1-5 sepanjang 75 Km
- Krian-Legundi-Bunder-Manyar: Seksi 1-4 sepanjang 38,29 Km
Di antara 9 ruas tol tersebut, Waskita Toll Road memiliki kepemilikan saham yang besar yakni hingga 99,9% pada ruas Bogor-Ciawi-Sukabumi dan ruas Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Sementara itu, kepemilikan saham di 7 ruas lainnya berada di rentang 25-60%.
Diberitakan sebelumnya, pada 2021, Waskita berencana melepaskan setidaknya 9 ruas tol di mana 3 ruas merupakan ruas tol yang berlokasi di area Jabodetabek, 1 ruas terletak di provinsi Jawa Barat, 2 ruas berada di Sumatera, 2 ruas bagian dari jaringan Tol Trans Jawa, dan ditambah 1 ruas yang terletak di Jawa Timur.
Waskita memperkirakan seluruh ruas yang akan dilepas dengan nilai sekitar Rp 10 triliun – Rp 11 triliun. “Selain adanya penerimaan kas, lewat divestasi, Waskita juga akan mengurangi utang dari ruas tol yang tidak lagi terkonsolidasi,” jelas Director of Business Development & QSHE Waskita Karya Fery Hendriyanto, dalam keterangan tertulis Selasa (1/12/2020). (*)