Ketika Bupati Benny Utama Harus Mengelola Korban dan Bantuan Pasca Pasaman Dilanda Gempa,
Pasaman, Intrust – Kawasan Malampah merupakan daerah terparah di Kabupaten Pasaman dihantam gempa berkekuatan 6,2 SR pada, Jumat (25/2) pagi. Ratusan rumah roboh, rata dengan tanah. Sebagian lainnya rusak berat, retak-retak tak layak ditempati. Sedangkan korban meninggal dunia tercatat sudah enam orang.
Belasan kampung di Nagari Malampah, betul-betul hancur. Tenda-tenda pengungsian berdiri di beberapa lokasi. Ada yang terlokalisir di tempat pengungsian, ada yang mendirikan tenda sendiri-sendiri di pekarangan rumah mereka. Duka Malampah, duka Pasaman, duka Sumatera Barat adalah duka Bangsa Indonesia.
Itu pula sebabnya sejumlah tokoh penting seperti Menteri, KSAD, Gubernur serta Bupati Walikota se Sumatera Barat sudah datang berkunjung ke Pasaman. Tentunya tak hanya sekedar berkunjung. Tapi mereka juga umumya membawa ‘oleh-oleh’ bantuan untuk para korban.
Lalu bagaimana dan siapa yang mengatur agar tidak terjadi keributan saat membagi bantuan yang diberikan. Siapa orang yang bisa menenangkan warga yang stress, takut dan khawatir gempa akan berulang kembali. Salah satunya jika di Kabupaten Pasaman adalah Bupati Benny Utama.
Pasca gempa beruntun, Beliaulah yang mau tidak mau harus mengelola bagaimana agar masyarakat yang dipimpinnya bisa tenang. Mantan Jaksa yang terpaksa ‘putar kepala’ kembali ke Pasaman meski sudah berada di Batam pada Jumat pagi (25/2) itu, adalah orang yang juga langsung ke lokasi bencana sesampainya dia Jumat siang itu di Pasaman. Kecamatan Tigo Nagari sebagai daerah terdampak paling paling parah di Kabupaten Pasaman, adalah tujuannya..
Mulai Sabtu (26/2) pagi, sejak pukul 07.00 WIB, Bupati Benny Utama juga sudah berada di Tigo Nagari. Mengawali kedatangannya, ia meninjau seluruh daerah terdampak bencana di Malampah. Dilanjutkan menyiapkan posko-posko seperti posko bencana dan posko kesehatan. Termasuk dapur umum dan kelengkapan lainnya, seperti mengarahkan Tim Pengumpul data dampak bencana.
“Pastikan yang sakit mendapat pengobatan, yang hilang harus dicari, makanan terbagi merata, listrik dan jaringan telepon diaktifkan. Pendistribusian bantuan harus tepat sasaran dan diterima yang berhak. Bencana Malampah adalah duka kita bersama,” tegas Benny Utama.
Sabtu (26/2/2022) malam, Bupati Benny juga meninjau gudang bantuan di posko kantor Camat Tigo Nagari. Setelah itu baru Bupati Benny kembali ke Lubuksikaping.
Sementara pada Minggu (27/2) pagi, Benny Utama kembali ke Tigo Nagari. Begitu mengetahui adanya polemik pendistribusian bantuan, ia langsung melakukan rapat mendadak dengan OPD terkait, Camat Tigo Nagari dan perangkat nagari. “Jangan ada lagi masalah dalam pendistribusian bantuan. Masyarakat tidak boleh menjemput langsung ke posko. Bantuan harus diantar kepada masing-masing korban. Para jorong segera sampaikan data korban secara benar, agar bantuan tepat sasaran,” tegas bupati.
Ia menyebut, proses penanganan bencana Malampah akan memakan waktu panjang, lantaran rumah yang hancur harus dibangun kembali. “Karena itu jika bantuan tidak dikelola dengan baik, para pengungsi akan susah nantinya. Karena bantuan tidak datang selamanya, sementara proses pemulihan memakan waktu lama,” ingat bupati.
Setelah menghimpun seluruh masalah yang telah dan akan muncul, Bupati Benny Utama melakukan rapat gabungan lengkap, Minggu (27/2) malam dengan seluruh OPD Pemkab Pasaman. Ia ingin, selama masa tanggap darurat 14 hari, seluruh data valid sudah masuk, sehingga penanganan lanjutan bisa dimulai.
“Yang terlebih penting lagi, saya ingin memastikan bahwa masyarakat pengungsi tidak kekurangan makanan, dan kebutuhan harian lainnya. Karena masyarakat sudah menderita selama berada di pengungsiannya,” ujar Bupati. ade
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.