Tiba-tiba saja Minggu malam (24/9) malam itu Ummi Harneli menangis. Dan tangisnya bukanlah tangis yang dibuat-buat. Bukan tangis pencitraan. Air matanya terlihat jelas terurai dari kedua bola matanya. Tak hanya itu, ia pun cukup lama menenangkan hati dan pikirannya sebelum bisa berbicara.
Lalu kenapa isteri dari Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi itu menangis. Apakah ada hubungannya dengan delay dan terlambatnya pesawat Buya Mahyeldi mendarat di Bandara Internasional Minangkabau malam itu? Atau adakah hal lain yang mengganggu perasaan dari Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat itu?
Ternyata malam itu di Studio 2 Transmart, tak hanya Ummi Harneli yang menangis. Sejumlah wanita lain yang hadir, juga ikut menangis. Tangisan beberapa wanita itu bahkan ada yang belum berhenti meski sekitar seperempat jam setelah itu saat penonton di Studio 2 sudah harus meninggalkan tempat karena pertunjukan berikutnya sudah akan dimulai.
Ya, begitulah suasana malam itu seusai pemutaran film “Satu Hari Bersama Ibu” alias SAHDU. Ummi Harneli dan sejumlah wanita yang ada di gedung pertunjukan itu tak kuasa menahan tangis terbawa emosi menyaksikan kisah dari film yang diproduksi Ruang 29 Pictures itu.
“Orangtua Ummi telah meninggal, jadi sangat terasa sekali ketika melihat film ini. Film ini mengingatkan kita untuk bagaimana berbakti kepada orangtua. Mendoakan, melakukan yang terbaik. Banyak pelajaran dari tontonan ini. Betapa kesuksesan itu didapatkan ketika berbakti kepada orangtua. Begitupun sebaliknya,” ujar Ummi terbata dengan suara pelan karena menahan haru.
“Film ini bagus sekali. Mudah-mudahan jadi pelajaran bagi kita. Memang sebagai orangtua mungkin pernah salah, namanya juga manusia. Tapi bagaimanapun jangan sampai kita menyakiti hatinya. Ini pelajaran yang luar biasa bagi saya sendiri. Sangat terasa,” lanjut Ummi.
Nonton bareng film yang juga didukung oleh Diskominfotik Sumbar dan Pasukan Amal Sholeh (Paskas) Sumbar ini juga menghadirkan produser Novandrian, pemeran utama Chand Kelvin, aktor Cupink Topan, dan Ricky Perdana serta para kepala organisasi perangkat daerah lingkup Provinsi Sumbar serta perwakilan media.
Menurut Novandrian yang juga putra Minang, film SAHDU memang terinspirasi dari kebaikan seorang ibu yang tak terhitung banyaknya. Bahkan ia dan tim sempat kebingungan bagaimana merangkumnya dalam durasi 90 menit.
“Film ini kita persembahkan untuk ibu-ibu hebat di seluruh Indonesia dan calon-calon ibu di seluruh dunia. Sangat banyak kebaikan ibu kepada kita,” ucapnya.
Penampilan Chand Kelvin sebagai pemeran utama yang memainkan karakter Dewa juga luar biasa. Ia mampu melakonkan peran itu dengan baik, bahkan dalam adegan yang berulang-ulang sampai enam kali. Aktor kelahiran 17 Maret 1985 dan mulai berkecimpung di dunia hiburan pada 2005 memang mengawali karirnya sebagai finalis cover boy dalam majalah Aneka Yess! Ia juga pernah membintangi beberapa film seperti Love Reborn: Komik, Musik & Kisah Masa Lalu (2018), Suster El (2022), hingga Amanah Wali 4 (2020).
Tak hanya Chand, pemeran Ibu Dewa, Vonny Anggraini juga berhasil menyita perhatian dengan permainan apik sebagai ibu yang senantiasa mengingatkan anaknya untuk bertindak sesuai dengan syariat-syariat agama. Hal itu pula lah yang membuat Dewa yang sempat mengalami ‘gangguan jiwa’ akibat Ayahnya berpulang, awalnya sempat marah dan menolak untuk selalu diingatkan karena merasa dirinya sudah dewasa.
Namun pengalaman Dewa yang sampai berulang-ulang mengalami kejadian ibunya meninggal di kamar mandi, dibangunkan ibunya untuk sholat subuh, dapat pujian dari pimpinannya di kantor serta sempat mengunjungi markas Pasukan Amal Sholeh (Paskas), membuat ia kemudian sadar ada yang salah dalam dirinya.
Ia juga sempat meminta pendapat seorang Ustad tentang kejadian berulang-ulang yang dialaminya. Ia kemudian berusaha berubah. Dari sholat subuh yang tepat waktu dan melalui hari-hari dengan gembira termasuk rencana akan menikah dengan Putri Kekasihnya (diperankan Vebby Palwinta) serta selalu meluangkan waktu untuk makan malam bersama Ibunya. Namun ia terlambat. Ibunya meninggal dunia, persis di depan pintu kamar mandi sebagaimana adegan yang berulang kali ia alami dalam halusinasinya.
Film ini sepintas memang terkesan membosankan dengan pegulangan sejumlah adegan. Bahkan adegan mana yang sebenarnya dan adegan mana yang dalam halusinasi Dewa juga kadang bercampur begitu saja. Namun secara keseluruhan film itu memang mampu menghadirkan sosok seorang Ibu yang agamis, sederhana bahkan sempat digelari Haji Uduk (Buk Haji yang selalu membawa nasi uduk) di sebuah panti asuhan.
Film itu juga tentunya diperkuat sejumlah karakter lain yang dimainkan oleh aktor dan aktris berbakat. Seperti peran Putri, calon isteri Dewa yang dilakoni Vebby Palwinta. Artis kelahiran 3 Agustus 1966 serta pernah bermain di film Montir-Montir Syantik (2019), Kun Anta 2 (2019), hingga Manusia Harimau (2014) juga menyita perhatian dengan wajah cantik dan penampilan agamisnya.
Juga ada karakter Chuping Topan, yang jago azan, meskipun ia berpenampilan lusuh dan awut-awutan ditingkahi rambut gimbalnya. Juga bermasuk beberapa karakter lain seperti teman kantor Putri, si Ustad yang hadir dalam halusinasi Dewa dan tiba-tiba terkejut karena Dewa berterimakasih kepadanya.
Terakhir juga karakter Ustad Abdul Somad, yang selain ikut memberikan ceramah singkat di film itu, juga termasuk di antara pemberi ide dari film yang sangat menyentuh itu.
Secara keseluruhan film SAHDU memang mampu memancing emosi penonton. Saya juga merekomendasikan film ini bagus ditonton oleh remaja dan pasangan muda, agar tahu bagaimana dan siapa sebenarnya Ibu kita. Benar bahwa Ibu kita terkadang terlihat salah dan nyinyir. Tapi justru apa yang dinyinyirkannya itu, justru terasa ketika si Ibu telah tiada.
Ikut hadir menonton film Satu Hari Dengan Ibu malam itu selain Ummi Harneli, juga sejumlah pejabat Pemda Sumbar. Seperti Andri Yulika (Asisten III), Medi Iswandi (Kepala Bappeda), Dedy Diantolani (Kadis Perhubungan), Drs. Syaifullah (Kadis Kebudayaan), Dra. Gemala Ranti (Kadis Perempuan), Siti Aisyah (Kadis Kominfo), Ir. Kuartini Deti Putri (Kabiro Administrasi Pembangunan) dan lain-lain. Nofrialdi Nofi Sastera
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.