PADANG, Majalahintrust.com – Tan Sri Dato’ Seri Utama Rais Yatim sukses di rantau orang. Putra asli Palupuh Kabupaten Agam tersebut diamanahkan menjadi Ketua Dewan Negara Malaysia.
Oleh sebab itulah, Ia diundang oleh Universitas Andalas untuk memberikan kuliah umum pada Kamis (11/5/2023) sekaligus memotivasi mahasiswa Unand agar bisa sukses pula.
Rektor Unand Prof Yuliandri berharap Tan Sri Dato’ Seri Utama Rais Yatim bisa memberi inspirasi bagi peserta yang mengikuti kuliah umum tersebut.
“Ternyata kita menyaksikan betapa budaya yang melekat pada adat istiadat Minangkabau ini memiliki makna yang luar biasa. Anak-anak Minangkabau berangkat, berhijrah ke perantauan lalu tumbuh berkembang bersinar memberikan kontribusi dimanapun dia berada. Terlalu banyak contoh yang dapat kita sebutkan, seperti perantau Minangkabau di Negara Indonesia sendiri, menjelang kemerdekaan berkontribusi besar dalam mendirikan negara ini,”ujar Yuliandri.
Menurut Yuliandri banyak sekali ilmu atau inspirasi yang bisa didapatkan dari beliau.
“Ini suatu kesempatan yang sangat berharga yang didapatkan. Semoga para peserta bisa mendapatkan ilmunya,”katanya.
Sementara itu Rais Yatim dalam kuliah umumnya mengatakan nilai dan tamaddun merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
“Artinya, dalam tamaddun ada nilai dan dalam nilai ada tamaddun. Secara harfiah, tamaddun adalah kehidupan yang mempunyai tahap-tahap kemurnian, ketinggian, kesucian dan keindahan,”ujarnya.
Lebih jauh dikatakannya, secara umum setiap harinya masyarakat akan menemui nilai hidup, nilai perbuatan, nilai pemerintahan, interaksi dan lain sebagainya. “Adat Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) menjadi filosofi hidup masyarakat Minangkabau. Filosofi ini menjadikan Islam sebagai landasan utama dalam nilai kehidupan,” ucapnya.
Menurutnya, ABS-SBK menjadi kerangka sosial karena menjadi saksi sejarah tentang kehidupan. Perpaduan agama Islam dan adat Minangkabau melahirkan kesepakatan leluhur.
Selain itu, Rais Yatim ingin melihat budaya Minangkabau dalam konteks kebenaran, agar identitas Malaysia dan Indonesia tidak hilang.
“Saat ini, banyak bahasa yang berkembang di tengah masyarakat, tapi bagaimana identitas Malaysia dan Indonesia khususnya Minangkabau ini tidak hilang,” pungkasnya.(*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.