Padang, majalahintrust.com – Sejumlah mahasiswa Universitas Ekasakti (UNES) Padang angkat bicara perihal fitnah keji, dugaan adanya praktek jual beli dan pemalsuan ijazah, yang dalam sepekan terakhir viral di media sosial.
Saat ini para mahasiswa UNES mulai khawatir dengan sejumlah dampak negatif yang bakal mereka terima di masyarakat serta dunia kerja setelah tamat nantinya.
“Kami selaku mahasiswa jelas sangat dirugikan oleh isu jual beli ijazah yang tidak benar ini. Dampak negatifnya itu sangat besar, ini telah meresahkan kami,” tegas salah satu mahasiswa UNES Padang, Adi Saputra Jumat (22/12/2023) malam.
Adi menjelaskan, secara pribadi dirinya sangat kecewa atas berita miring tersebut. Padahal kata dia, sebagai mahasiswa dirinya mengalami proses yang panjang dan begitu rumit, tidak seperti apa yang disangka dan bicarakan di postingan tersebut.
“Semua tahapan sudah kami lalui, tentu ada kendala-kendala dalam proses perkuliahan, seperti penyusunan skripsi dan bimbingan itu harus kami jalani. Jadi tidak ada ceritanya hasil yang instan, jadi semuanya butuh proses,” beber Adi menceritakan tahapan demi tahapan mereka berjuang untuk menyelesaikan perkuliahan di UNES Padang.
Adi kecewa dengan pernyataan oknum bahwasanya kampus tercinta Universitas Ekasakti telah melakukan transaksi jual beli ijazah. Sedangkan kawan-kawan yang berproses, sudah menghabiskan waktu, biaya dan berjuang melaksanakan tugas siang dan malam, dianggap hanya membeli ijazah,” ujar dia.
Karena sangat berdampak besar kepada para mahasiswa, dirinya dan sejumlah mahasiswa UNES sangat berharap, agar pihak Kepolisian dapat bergerak cepat untuk mengungkap siapa semua pelaku di balik penyebaran isu yang mereka tuding bohong tersebut.
Sementara itu, Karina Andam Dewi Syam, salah satu mahasiswa UNES lain mengatakan, selama berkuliah di UNES dirinya mengikuti semua proses dan tahapan demi tahapan, yang menurutnya sangat tidak mudah.
“Kateh-kateh kaki kami kuliah mah bg, untuk mengarajoan tugas (Keatas-keatas kaki kami kuliah bg, untuk mengerjakan tugas),” tegas dia.
Dia juga mengungkapkan, semua dosen di UNES memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik mahasiswanya. Bahkan ungkap dia, tidak ada pengecualian tugas bagi mahasiswa.
“Jadi untuk persoalan akademi tidak dipandang, mau dia pekerja atau tidak bekerja, itu sama saja,” ujar dia.
“Dengan adanya berita bohong tersebut, kami yang sudah bersusah-sudah kuliah, sepertinya jadi diremehkan di luar (di masyarakat). Padahal prosesnya sudah,” tegas dia.
Untuk dampak jangka panjang, Karin mengkhawatirkan isu miring ijazah UNES tersebut bisa berakibat buruk bagi para alumni saat memasuki dunia kerja, seperti bakal dianaktirikan oleh pihak perusahaan tempat mereka melamar pekerjaan. Untuk itu, Karin berharap agar pelaku penyebar isu miring tersebut ditangkap dan diadili.
Diketahui, kabar adanya praktek jual beli ijazah di kampus UNES Padang tengah viral di media sosial sejak sepekan terakhir. Isu ini pertama kali diungkap akun Instagram @unes_bergerak. Akun ini menuding adanya praktek jual beli ijazah di kampus tersebut. Pihak kampus sudah angkat suara dan membantah tuduhan tersebut.
“Kami pastikan bahwa berita di instagram itu tidak benar. Tidak ada praktek jual beli ijazah di kampus,” tegas Wakil Rektor III Unes Padang Takdir Mataliti membantah tudingan tersebut di Padang, Kamis (21/12/2023).(Rs)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.