Komitmen GMNI Sumbar Menjaga Harkamtibmas dan Mengkokohkan Nasionalisme serta Harmonisasi Masyarakat di Ranah Minang
Padang – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Barat menyatakan komitmen bersama dan siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan harkamtibmas, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menangkal intoleransi, radikalisme, serta kabar hoax di Ranah Minang. Komitmen ini adalah bentuk kepedulian organisasi kepemudaan tersebut kepada Ranah Minang tercinta. Disamping itu GMNI Sumbar juga komitmen mendukung prioritas pembangunan nasional.
Komitmen tersebut disampaikan oleh seluruh peserta seminar GMNI pada beberapa hari lalu dikota Padang. dengan mengusung tema ” mengokohkan nasionalisme di ranah Minang demi terwujudnya harkamtibmas dan harmonisasi masyarakat.
Kepada wartawan, Sekretaris DPD GMNI Sumbar Pandu Putra Utama mengatakan, tujuan dilaksanakannya seminar, agar GMNI Sumbar dapat mengawal isu-isu negatif yang dapat memecah belah persatuan di Ranah Minang.
Sebagai organisasi kepemudaan yang cinta damai, GMNI tentu berupaya menangkal serta mengolah kembali isu hoax, aksi radikalisme, serta sikap intoleransi yang dikembangkan oleh segelintir oknum, agar tidak marak terjadi di Sumbar.
“GMNI merupakan organisasi yang masih merawat pemikiran tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir dan lainnya. Kita tidak ingin perjuangan para tokoh nasional terdahulu menjadi sia-sia, akibat ulah oknum yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu GMNI berupaya mengawal isu intoleransi, radikalisme dan isu hoax ini dengan sebaik-baiknya, agar dapat dinetralisir,” ucap Pandu.
Pandu mencontohkan, beberapa persoalan yang terjadi di Sumbar saat seperti aksi intoleransi beberapa orang yang melakukan persekusi gereja di Dharmasraya, tentu hal tersebut dapat memecah belah persatuan bangsa dan kabar hoax lainya yang beredar seperti vaksin haram, dan isu Pilpres 2019 yang masih dihembuskan yang tentu dapat mengganggu harmonisasi masyarakat.
Pandu pun tentu tak ingin isu-isu ini terus berkembang. Ia mengharapkan kader GMNI sebagai pelopor barisan nasionalis, hadir sebagai antitesis memecahkan permasalahan yang ada dan mencari solusi atas permasalahan itu, seraya menjaga ketertiban masyarakat.
“Kita harus hadir sebagai kader kader nasionalis yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Supaya rasa nasionalisme bisa terjaga dari Sabang sampai Merauke, dengan harapan jalinan persatuan yang telah dibangun dengan kuat, tak mudah terpecah belah,” ucapnya.
Pandu juga beranggapan, pemikiran nasionalisme kemanusiaan yang dicetuskan oleh founding father Tanah Air Soekarno dalam bingkai ideologi Pancasila perlu diterapkan.
Apalagi tantangan pancasila kedepan adalah menghadapi ideologi liberalisme sangatlah berat. Bahkan belakangan ini, liberalisme menggerus ideologi nasionalisme yang membuat bangsa Indonesia kehilangan kultur budaya sendiri.
Ideologi liberalisme telah membuat penggunaan teknologi menjadi tak terkendali. Apalagi di zaman 4.0 dan 5.0 yang sangat erat kaitannya dengan dunia digital, Banyak berita hoax beredar sehingga masyarakat menjadi terprovokasi.
Di era globalisasi yang menganut kebebasan ini pun, sikap toleransi dalam keberagaman menjadi terabaikan. Seperti banyak kaum minoritas belum mendapatkan hak nya dengan baik. Padahal dalam UU Dasar sudah menjamin bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berpikir.
Di sisi lain, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) pun juga harus menjadi perhatian kader GMNI Sumbar. Sebab kalau daerah kita rentan dengan gangguan kamtibmas, dapat memperlambat pembangunan nasional.
“Menerapkan nasionalisme kemanusian atau sosio nasionalisme di setiap daerah berbeda tantangannya. Hal ini terjadi karena ideologi liberalis telah merusak tatanan budaya kita. Jangan pula kita sebagai kader GMNI yang menganut nasionalisme, pemantik awal mula perpecahan di masyarakat. Bisa dimulai dari pribadi kita terlebih dahulu dengan menjaga sikap bermedia sosial, dalam lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat,” pungkasnya.(ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.