Padang, majalahintrust.com – Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata/Basis Pemberdayaan Masyarakat (KKN/Sisdamas) harus mampu melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga kehadirannya dirasakan masyarakat.
Jangan sampai mahasiswa PMI seperti mahasiswa lainnya menjadi menara gading yang tidak memberikan dampak apa-apa kepada masyarakat.
Demikian diungkapkan Ketua Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri (PMI UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Rohamnur Aziz, S.Sos.I, M.Ag pada kuliah umum yang diadakan Program Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang, Kamis (19/6/2025) di aula Pascasarjana UIN IB Padang Lubuk Lintah, Padang.
Kuliah umum dibuka Wakil Direktur Pascasarjana UIN IB Padang Drs. Sarwan, M.A, Ph.D, dihadiri Ketua Prodi S2 PMI Dr. Muhammad Fauzi, M.Ag, Ketua Prodi S1 PMI Dra. Azizah Fitrah, M.A, dosen PMI UIN IB Padang Armaidi, S.Sos., M.A, dan mahasiswa S1 dan S2 PMI UIN IB Padang.
Menurut Rohamnur, mahasiswa PMI yang KKN ke tengah masyarakat harus paham apa yang dibutuhkan masyarakat sehingga kehadiran mahasiswa KKN tersebut membawa dampak terhadap pemberdayaan masyarakat.
“Jangan seperti mahasiswa yang justru membawa masalah bagi masyarakat setempat,” kata Rohamnur.
Dikatakan, memang ada mahasiswa dari perguruan tinggi tertentu yang dibiayai sehingga mampu memberikan dan menyediakan sesuatu untuk masyarakat lokasi KKN-nya. Namun, karena pendekatannya yang kurang tepat, malah menimbulkan masalah baru bagi masyarakat.
Rohamnur mencontohkan sebuah desa di Jawa Barat yang 80 persen penduduknya bertani. Ada petani peternak yang kotoran ternaknya dibuang ke sungai. Mahasiswa KKN yang dibiayai kampusnya melihat solusinya biogas. Kemudian mahasiswa tersebut datang membawa reaktor biogas. Namun mahasiswa tersebut ternyata belum paham bagaimana mengoperasional reaktor biogas, apalagi peternak. Akhirnya reaktor biogas ditinggalkan begitu saja di kebun.
“Itu dilakukan mahasiswa KKN kampus ternama di Jawa Barat. Artinya, kampus-kampus ternama tersebut tidak memberikan manfaat berdampak kepada masyarakat. Berbeda dengan maasiswa PMI yang melakukan pemberdayaan masyarakat, harus melibatkan masyarakat itu sendiri. Masyarakat membutuhkan apa, apa yang bisa dilakukan dengan potensi yang dimilikinya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya,” kata Rohamnur Aziz.
Menurut Rohamnur, dalam pemberdayaan masyarakat ada tiga sumber daya yang perlu menjadi perhatian mahasiswa saat KKN. Yakni sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sumber daya lingkungan. Ketiganya memberikan dampak kepada masyarakat untuk memanusiakan manusia dengan pemberdayaan.
“Pemberdayaan adalah bagaimana memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga untuk meningkat kemampuan mereka dalam menentukan masa depan mereka sendiri dan berpartisipasi pada upaya mempengaruhi kehidupan dari kelompok.
Sedangkan pilar pemberdayaannya adalah (1) aktif partisipasi, yakni keterlibatan seluruh stakeholder dalam berbagai tahapan, (2) sustainalibity, yakni hasil pemberdayan diarahkan pada program yang berkelanjutan, (3) democration, yakni prinsip dari, oleh dan untuk warga dan (4) empowerment, yakni distribusi peran berorientasi pada penguatan masyarakat lemah,” kata Rohamnur Aziz.
Ketua Prodi S2 PMI Dr. Muhammad Fauzi, menyampaikan banyak hal-hal baru yang patut menjadi perhatian mahasiswa PMI ketika KKN dari kuliah umum ini. Ternyata kehadiran mahasiswa PMI ketika KKN harus berbeda dengan mahasiswa dari jurusan lain. Karena KKN berurusan dengan masyarakat, sedangkan PMI jurusan yang menempatkan masyarakat sebagai fokus dari KKN tersebut. r-ns
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.