PADANG – Paket pekerjaan Long Segment Bukittinggi menuju Batas Sumatera Utara yang dikerjakan oleh rekanan PT Anugerah Tripa Raya (ATR) berjalan dengan cepat, kendati Pandemi Covid-19 atau Virus Corona sedang mewabah di Sumatera Barat.
Sepinya arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut, karena Pemerintah menerapkan Physical Distancing, membuat pekerja sangat leluasa melaksanakan pekerjaan rehbilitasi jalan. Faktor cuaca yang panas pun juga membuat pekerjaan berjalan tanpa kendala berarti.
“Alhamdulillah berkat sepinya arus lalu lintas membuat pekerjaan pengaspalan maupun pekerjaan patching bisa kita laksanakan dengan cepat. Biasanya arus lalu lintas di ruas ini cukup ramai dilewati kendaraan bermotor,” Ucap Kasatker PJN I Sumbar melalui PPK 1.3 Yan Purwandi kepada Majalah Intrust diruang kerjanya.
Di satu sisi disebutkan Yan Purwandi, dengan mewabahnya virus Corona memudahkan rekanan bekerja cepat penuh determinasi melaksanakan setiap pekerjaan yang sudah dimanahkan. Namun disisi lain juga harus waspada, agar tenaga SDM tidak terjangkit virus tersebut.
“Oleh sebab itu kita pekerja kita pantau kesehatannya setiap waktu, supaya tidak terjangkit virus mematikan ini. Pekerja kita semuanya berasal dari Pasaman, karena daerah itu masih minim dijangkiti virus Corona,” Tutur nya.
Untuk paket pekerjaan long segment Bukittinggi – Bts Sumut ini diakui Yan Purwandi lebih terfokus kepada penanganan longsoran. Apalagi longsoran ini harus segera dilakukan pembenahan, agar ruas jalan eksisting tidak putus.
“Pekerjaan ini harus dilakukan, agar badan jalan tidak putus. Riskan sekali jika badan jalan ini putus. Kalau badan jalan putus akan menimbulkan dampak negatif untuk semua pihak,” Kata Yan Purwandi
Ada empat titik longsoran yang dikerjakan tahun 2020 ini. Dua titik longsoran terparah berada di KM 156 di Bonjol serta KM 184 di daerah sekitar Panti. Dua titik longsoran lagi yang tidak terlalu parah berada di.km 99 di Kumpulan serta Km 154 di Bonjol.
“Longsoran di KM 156 dan Km 184 ini cukup memanjang, karena bahu jalan diterjang oleh sungai dibawahnya. Selain itu pekerjaannya juga sulit, diperkirakan memakan waktu dua bulan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan memakai sistem Retaining Wall Concrete (RWC) serta memasang bore pile yang menyerap dana cukup banyak,”rincinya.
Dirinya mengakui sangat beruntung mendapat rekanan yang tanggap dalam menjalankan pekerjaan, sehingga kendala yang ditemui di lapangan dapat segera teratasi.(ridho/wil)