Masyarakat P3A Antusias, Program P3-TGAI BWS Sumatera V Sukses
Padang, majalahintrust.com – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air lrigasi (P3-TGAI) adalah program padat karya tunai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan dana APBN untuk mendukung salah satu agenda prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2025, yaitu memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.
Di Sumatera Barat, sebanyak 189 lokasi program peningkatan jaringan irigasi persawahan diakomodir oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Aor (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan total nilai anggaran sebesar Rp 36,45 miliar.
Program tersebut berjalan sukses dan terlaksana dengan baik serta disambut antusias oleh masyarakat petani. Kesuksesan tersebut terlihat dari waktu pelaksanaan sesuai dengan schedule dan mutu pekerjaan yang memenuhi persyaratan. Malahan pekerjaan infrastrukturnya melebihi dari desain awal yang ditetapkan.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Ditjen SDA Kementerian PUPR Dian Kamila didampingi Kasatker Operasional dan Pemeliharaan (OP) Aditya Sidik Waskito dan PPK OP Diah Krisna kepada Majalah Intrust mengatakan,kesuksesan pelaksanaan pekerjaan jaringan irigasi tersier yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), tak lepas dari kesungguhan mereka.
Karena azas manfaat yang diterima akan lebih besar nantinya, dengan selesainya pembangunan irigasi tersebut. Sehingga mereka menyadari akan pentingnya kehadiran infrastrukur dimaksud dan membuat mereka sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan, sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
“Malahan rata-rata banyak P3A ini mengerjakan pekerjaan irigasi melebihi panjang saluran yang telah kita buat desainnya. Misal desain kita buat panjang saluran 400 meter, mereka mengerjakan bisa melebihi dari itu. Karena mendapat sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat maupun mereka sendiri yang menyumbang,” ucapnya.
Tak kalah pentingnya juga sebut Dian, pengawasan dari berbagai pihak, baik itu dari BWS Sumatera V sendiri, dari Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) sebanyak 160 orang yang direkrut di awal tahun, maupun dari Dinas PUPR setempat, membuat pekerjaan selesai dengan tepat waktu, tepat mutu dan tepat guna.
“Kita merekrut TPM untuk mendampingi masyarakat dalam bekerja di awal tahun. Tenaga yang direkrut pun kita rekrut dengan seleksi yang ketat. Dari 3000 peminat, terpilih 160 orang ini. Selain itu juga pengawasan ketat dari internal BWS dan juga dinas PUPR daerah, agar pekerjaan lancar tanpa kendala,” ungkapnya.
Kasatker OP BWS Sumatera V Aditya Sidik Waskito juga menyampaikan, pekerjaan P3-TGAI tahun ini berada 187 lokasi di 12 kabupaten kota se Sumbar pada 49 kecamatan. Masing-masing lokasi mendapatkan anggaran 195 juta yang dilakukan dengan swadaya dan tidak melibatkan pihak rekanan jasa kontruksi.
“Dari lokasi sejumlah itu yang ditetapkan Bapak Menteri PUPR, lokasi terbanyak berada di Kabupaten Solok dengan jumlah 95 lokasi. Kemudian Kota Padang 21 lokasi. Solok mendapat alokasi terbesar, karena merupakan lumbung beras Sumbar,” terangnya.
Ia menjelaskan, dipilihnya lokasi pekerjaan peningkatan irigasi tersier yang ada saat ini, berdasarkan usulan dari P3A, bupati dan walikota, serta dari Anggota DPR RI Komisi V. Lalu usulan tersebut dibahas di Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian PUPR dan Komisi V , dan disetujui pelaksanaan pekerjaannya melalui Keputusan Menteri PUPR menggunakan dana APBN, kemudian masuk dalam DIPA BWS Sumatera V.
Sebelum penetapan lokasi nya dikeluarkan oleh Menteri PUPR berdasarkan usulan dari berbagai pihak,, harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya lahan pertanian harus ada, sumber air nya juga ada, serta legalitas P3A juga sudah ada dengan dibuktikan akta notaris dan Kemenkumham.
“Jadi pekerjaan irigasi itu berbeda beda sesuai dengan usulan. Perbedaannya berada di panjang saluran, dengan rata rata 380 meter sampai 400 meter. Kemudian jenis kontruksinya juga beda, apakah itu pakai pasangan batu atau beton,” ungkap Adit.
Untuk waktu pekerjaan pun sebut Adit dibagi menjadi dua tahapan. Tahapan pertama untuk 143 lokasi dimulai dari Mei hingga Juli. Lalu tahap dua sebanyak 44 lokasi dimulai dari Agustus hingga Oktober.
“”Rata rata P3A ini bekerja 85-90 hari sejak Perjanjian Kerja Sama (PKS) ditandatangani. Begitu PKS diteken, dana langsung masuk ke rekening P3A 70 persen. Sisa dana sebesar 30 persen lagi dikucurkan saat progres pekerjaan melebihi 50 persen,” tuturnya.
Pihaknya pun bersyukur pekerjaan P3-TGAI tahun ini berjalan dengan lancar, meskipun ada sedikit kendala karena ada perubahan nama lokasi pekerjaan, namun tak membuat pekerjaan menjadi terhambat. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.