Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melaksanakan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan dasar dalam mendukung perwujudan yang layak, produktif, dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur, utamanya di daerah akan membuka akses baru atau semakin mempermudah akses yang sudah ada untuk menjangkau wilayah tersebut. Kemudahan akses tersebut nantinya dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan pariwisata di suatu wilayah. Di Provinsi Jawa Tengah dan DIY, Kementerian PUPR membangun sejumlah infrastruktur mulai dari Jalan dan Jembatan, pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), Penataan Kawasan, serta pengolahan sampah.
Salah satu infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR di Bidang Jalan adalah Jalan Tol Semarang – Demak (Semarak). Kehadiran jalan tol yang terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang tersebut diharapkan akan mendukung pertumbuhan Pusat Ekonomi baru di Provinsi Jawa Tengah.
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak menggunakan skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). Jalan tol dengan panjang 26,7 km ini terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 km porsi pemerintah dengan kebutuhan biaya Rp10,56 triliun. Sementara Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 km porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Saat ini Seksi 1 masih dalam proses lelang dan direncanakan akan mulai konstruksi pada januari 2022 serta ditargetkan selesai November 2024. Sementara Seksi 2 sudah konstruksi dengan progres 41,63 % dan ditargetkan selesai Juni 2022.
Selanjutnya, Kementerian PUPR juga melakukan penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur permukiman yang serasi dengan upaya pelestarian kawasan Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site). Dukungan infrastruktur direncanakan secara terpadu mulai dari konektivitas, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk, melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Pertama, akses jalan tol, non tol atau jalan akses, sehingga akan mempermudah wisatawan menuju kawasan pariwisata Borobudur. Kedua, Kementerian PUPR juga memberikan bantuan dengan membangun sebanyak 785 pondok wisata (homestay), bantuan diberikan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus mendorong pengembangan usaha.
Selanjutnya ketiga, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya membangun jaringan perpipaan untuk mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Borobudur dengan kapasitas 30 liter/detik dan 300 Sambungan Rumah (SR), pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di 12 Desa yang dilaksanakan melalui program padat karya serta penataan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan seluas 12,5 Hektar untuk pengelolaan persampahan skala regional.
Infrastruktur selanjutnya terletak di Wonogiri, Jawa Tengah terdapat pembangunan lanjutan Bendungan Pidekso. Bendungan Pidekso memiliki Luas genangan 232 hektar dan kapasitas tampung sebesar 25 juta m3 yang perannya sangat penting dalam memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi.(*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.