Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen melaksanakan pembangunan infrastruktur secara masif dalam rangka mengejar daya saing infrastruktur di kancah global.
Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) konstruksi yang ahli, kompeten, terampil, dan dinamis. Menjawab hal tersebut, Politeknik Pekerjaan Umum (PU) yang berlokasi di Jl. Prof Sudarto, Semarang, Jawa Tengah telah memulai Tahun Ajaran Baru 2021/2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya pada Sidang Terbuka Senat dengan Acara ”Penerimaan Mahasiswa Baru Politeknik Pekerjaan Umum Tahun Akademik 2021/2022 berpesan, para mahasiswa yang diterima harus disiplin dalam belajar sehingga lulus menjadi tenaga konstruksi yang kompeten di bidangnya.
“Dari 1.159 pendaftar hanya 156 yang dapat diterima dari hasil seleksi atau sekitar 13% saja untuk melanjutkan jenjang pendidikan di Politeknik PU di Semarang. Untuk itu saya minta saudara-saudara sekalian bisa bersyukur atas izin Allah dapat diterima. Cara bersyukur tidak cukup hanya dengan lisan, bersyukur dengan belajar yang baik, jihadnya mahasiswa itu belajar apalagi yang sudah jauh dari rumah berpisah dengan keluarga,” pesan Basuki secara virtual, Kamis (26/8/2021).
Dikatakan Basuki, ke depan pembangunan infrastruktur masih terus menjadi prioritas, di samping itu juga peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terus dilaksanakan oleh Pemerintah, termasuk melalui Politeknik PU. “Kementerian PUPR juga mempunyai tanggung jawab mengembangkan SDM yang kompeten di bidang infrastruktur PUPR,” ujarnya.
Basuki menegaskan, bahwa Politeknik PU merupakan satu-satunya politeknik di Indonesia yang mempunyai spesialis D3 Teknologi Konstruksi Bangunan Air, D3 Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan dan D3 Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung.
“Semuanya dididik tenaga berkompeten yang ahli di bidangnya dengan mengedepankan praktik. Porsi pendidikannya lebih banyak di lapangan, dengan alat yang sama apabila anda bekerja di bidang konstruksi. Saya harapkan alat-alat termasuk di laboratorium dan alat-alat praktik sama dengan yang dipakai untuk bekerja di lapangan,” tutur Basuki.
Untuk itu Basuki menginginkan agar para mahasiswa memanfaatkan sarana yang ada, untuk siap bekerja ditempatkan sesuai ahlinya dengan tidak melupakan prinsip akhlakul karimah bermanfaat bagi orang lain.
“Hanya dengan itu jasa konstruksi di Indonesia akan terus berkembang lebih baik. Saat ini tenaga kerja jasa konstruksi kita lebih banyak yang berada di level manajemen puncak, sementara level menengah kurang sehingga terjadi gap antara teori dan di lapangan. Anda dididik menjadi middle manager, untuk itu anda harus siap,” ujar Basuki.
Terakhir Basuki berpesan kepada para pengajar, instruktur dan pengurus untuk menegakkan disiplin belajar dalam mendidik mahasiswa agar menjadi kuat yakni kompeten, berani yang berarti berintegritas dan berjiwa seni. “Di kampus ini berdasarkan laporan yang ada juga terdata mahasiswa yang ada hampir dari seluruh daerah di Indonesia, inilah bentuk Indonesia mini. Untuk membentuk karakter Indonesia selain pendidikan teknologi,” ujarnya.
Politeknik PU merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) rintisan baru di bawah Kementerian PUPR yang dibuka sejak tahun 2019. Politeknik PU merupakan salah satu bentuk terobosan Kementerian PUPR untuk memenuhi kebutuhan dunia industri terhadap tenaga konstruksi terampil, dalam menghadapi tantangan global maupun tantangan nasional bidang Pekerjaan Umum serta mendukung pengembangan SDM yang merupakan salah satu dari lima program prioritas pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin.
Politeknik PU memiliki keunggulan dibandingkan dengan politeknik lainnya di antaranya adalah lulusan akan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil, kompetensi lulusan sesuai kebutuhan di lapangan, OJT dan kerja praktik, workshop dan laboratorium (peralatan sesuai yang digunakan di lapangan).
Selain itu keunggulan dalam hal kurikulum mata kuliah khusus yang tidak diajarkan di politeknik lain dan keterlibatan industri konstruksi (BUMN) secara langsung sebagai pembimbing tugas akhir, serta tugas akhir wajib menggunakan studi kasus dan data pelaksanaan proyek infrastruktur PUPR. (*)