Padang, majalahintrust.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono hadiri Halalbihalal di Gedung Auditorium Kampus Limau Manis, Selasa (2/5/2023).
Halal Bihalal tersebut dilaksanakan dalam rangka mewujudkan keharmonisan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama, keluarga besar Universitas Andalas (UNAND).
Dengan menghadirkan penceramah ustad H. Kamrizal Syafri, Lc, MA dari Ar Risalah, Halalbihalal tersebut mengusung tema “Merawat Nilai-Nilai Ramadan”.
Sakti Wahyu yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA)mengikuti Halalbihalal ini secara zoom meeting menyampaikan, momentum ini sangat baik untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama.
“Dalam suasana yang penuh kebersamaan ini, marilah kita saling memaafkan dan memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang akibat perbedaan pendapat atau kesalahpahaman,” ujarnya.
Dirinya berujar, setelah bermaafan seluruh insan di Unand semua khususnya yang tergabung dalam keluarga besar Universitas Andalas di hari mendatang dapat menjalankan tugas dengan ikhlas, bersemangat, sehingga dapat meningkatkan kinerja.
Sakti Wahyu mengajak semua untuk menjadikan acara ini sebagai ajang saling memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menumbuhkan rasa kebersamaan yang kokoh.
“Semoga dengan adanya acara ini, kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan semakin kuat dalam menjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung,” kata dia.
Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri pada kesempatan itu mengucapkan selamat hari raya Idulfitri 1444 H, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan bathin
Disampaikannya terkait tema ini tentu senantiasa berupaya untuk memaksimalkan segala makna dan esensi dari ibadah Ramadan yang telah dilaksanakan serta berharap agar semua amal ibadah diterima disisinya.
Menurutnya, tradisi halalbihalal tidak hanya sekadar saling memaafkan, tetapi juga mampu menciptakan kondisi di mana persatuan di antar-anak bangsa tercipta untuk peneguhan negara.
Halalbihalal lebih dari sekadar ritual keagamaan, tetapi juga kemanusiaan, kebangsaan, dan tradisi yang positif karena mewujudkan kemaslahatan bersama,” pungkasnya. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.