Padang, majalahintrust.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat menggelar acara Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi Pada Masyarakat dalam bentuk focus grup discussion (FGD) dengan Tema “Pentingnya Sertifikasi Bagi Wartawan Muda” kepada sejumlah wartawan Jumat pagi (18/11) di Lantai IV kantor dinas tersebut.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat Novrial, SE, MA, Ak dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada para wartawan untuk senantiasa peduli dengan budaya baca dan literasi media.
“Sebab sejujurnya saya sedih dengan kondisi minat baca masyarakat Sumbar saat ini yang hanya berada di urutan keenam di Sumatera dengan raihan angka 61,15. Bayangkan, Sumbar yang katanya pelahir penulis dan pengarang-pengarang hebat sebagai mana telah dikenal selama ini, hanya berada di bawah Bengkulu dan Bangka Belitung?” ujar Novrial prihatin.
Menurutnya, mungkin banyak yang menganggap data itu salah. Karena selama ini keegoan kita begitu tinggi dan mengatakan hal itu tidak benar. Tapi data itu adalah data dari Perpustakaan Nasional. Kenyataannya memang itu yang terjadi. Kita jauh kalah dari Bengkulu dan Bangka Belitung. Padahal Sumbar adalah pelahir penulis dan pengarang hebat yang selama ini dikenal seperti Buya Hamka, Marah Rusli, Aman Dt. Majo Indo, dan lain-lain.
“Di bagian lain ada kesan pustaka itu tidak menarik. Sudah kalah dengan banyak teknologi baru seperti gadget dan lain-lain. Bahkan terkesan pejabat yang ditempatkan ke pustaka juga adalah orang-orang yang siap untuk diarsipkan. Artinya bagi yang sudah akan pensiun maka ditempatkan di pustaka agar bisa pensiun dengan indah. Sejujurnya, saya masih percaya, hal itu tidak benar. Banyak hal yang bisa kita kerjakan di pustaka ini,” tambahnya.
Pemda Sumbar sendiri menurutnya saat ini sudah melahirkan beberapa program seperti gerakan membaca 30 menit, gerakan membaca 15 judul buku dalam setahun, membuat pojok baca di setiap kantor, merencanakan waqaf buku, menggiatkan program TPBIS (komunitas berkegiatan di pustaka sesuai permasalahan untuk mencari solusi serta memberikan apresiasi kepada kepada Kab/Kota, Pustaka SMA/K, Pustaka Nagari, Penggiat Literasi dan Perpustakaan Provinsi.
“Di bagian lain kita juga sering melaksanakan lomba penulisan naskah dan pidato. Dan ternyata hasilnya banyak yang bagus. Hari ini juga dengan kehadiran kawan-kawan wartawan diharapkan bisa membuat terobosan terhadap lemahnya budaya baca di Sumatera Barat ini,” kata Novrial optimis.
Sebab menurut lelaki yang sebelumnya bertugas sebagai Kadis Pariwisata Sumbar ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan media. Di antaranya melakukan survey konten berita / informasi mana yang menarik dan mana yang dibutuhkan, bisa menyediakan ruangan di medianya untuk tulisan berat dan ringan, bisa mengangkat tema prioritas yang berbau kedaerahan, juga mengangkat tema orientasi literasi, Tulisan wartawan juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas serta bisa membuat network atau jaringan antara jurnalis, penulis, buku dan pustaka.
“Sejujurnya saya bahagia dan ‘rasa berdarah lagi’ dengan kehadiran Bapak-bapak, Uda-uda dan adik-adik wartawan di kantor saya ini,” tegas Novrial.
FGD yang dilaksanakan meski memiliki tema tentang pentingnya sertifikasi bagi wartawan muda, namun pada akhirnya banyak menyorot hal-hal yang berhubungan dengan peran serta wartawan untuk membantu peningkatan daya baca serta pembangunan literasi di Sumatera Barat. Untuk itu sejumlah program yang bisa dikolaborasi antara dinas dengan wartawan, otomatis menjadi perhatian dalam diskusi itu.
Tak hanya itu, ide untuk melahirkan Forum Wartawan Literasi pun mencuat pada saat itu. Dimana nantinya dengan adanya forum yang aktif dan rajin berkontribusi akan pembangunan literasi bisa membuat dinas kearsipan dan perpustakaan kembali bergairah dan bisa melahirkan karya-karya baru yang hebat dan bermutu.
Pada FGD dimaksud selain Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, juga hadir dua nara sumber lain yakni H. Heranof Firdaus dan Eko Yanche Edrie. Mereka pada umumnya memancing para wartawan yang hadir tentang penting dan perlunya sertifikasi wartawan di era kemajuan dunia pers saat ini. FGD yang dipandu moderator Gusfen Khairul berakhir menjelang azan sholat Jumat. ns
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.