Padang – Prof. Syahrial Bakhtiar merasa dizalimi oleh Panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Negeri Padang (UNP) pada pemilihan yang dilakukan pada Kamis (23/4) di Auditorium Universitas Negeri Padang.
Ia bersama 11 orang Anggota Senat UNP akan melakukan protes kepada Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) Kemendikbud. Pasalnya pemilihan tersebut melanggar aturan PSBB dan ada indikasi kecurangan yang dilakukan secara massif.
“Saya sudah kirim surat protes ke DIKTI dan minta pemilihan Rektor dibatalkan. Karena, tidak sesuai dengan kondisi saat ini, dimana pemerintah sudah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) agar tidak mengumpulkan banyak orang,” ujar Prof. Syahrial Bakhtiar dihubungi, Kamis (23/4/20).
Bentuk protes juga dilakukan mantan Kadispora Sumbar itu, tidak hadir pada saat pemungutan suara di Auditorium UNP. Syahrial Bakhtiar sengaja tidak hadir karena mematuhi himbauan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang menyangkut PSBB.
”Kalau saya datang berarti ikut melanggar aturan yang dibikin pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya,Ia juga telah melayangkan surat protes kepada Ketua Senat, agar pantia pelaksana menyempurnakan pemilihan lewat intra net.
Karena, uji coba yang dilakukan sehari menjelang pemilihan dinilai banyak kekurangannya dan perlu disempurnakan secara prinsip. Sebab, kata Syahrial Bakhtiar kerahasian pemilih tidak terjamin, setiap pemilih diberi kata sandi dan dapat dilacak oleh panitia siapa yang mereka pilih.
”Jadi tidak ada sistem demokrasi jika dilakukan dengan proses intra net yang belum disempurnakan dan hasilnya sudah jelas menguntungkan petahana,” jelasnya.
Selain itu, tambahnya, tidak ada yang pemilih abstain. Padahal, dalam demokrasi pemilih abstain harus dihargai suaranya.”Kekurangan ini perlu waktu untuk disempurnakan. Saya menilai pantia jelas tidak fair punya kepentingan buat memenangkan petahana. Untuk itu, saya berharap DIKTI agar membatalkan pemilihan yang sudah melanggar aturan PSBB berlaku di Sumatera Barat,” ucapnya.
Sedangkan hasil pemilahan itu, petahana, Prof. Ganefri nyaris menyapu semua suara yaitu, 126. Prof Syahrial Bakhtiar hanya dapat 3 suara, dan Refnaldi 2 suara.(*)