Padang,Intrust – Selama bulan Januari 2022, Kota Padang mengalami inflansi sebesar 1,03% dan Kota Bukittinggi sebesar 0,95%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), terjadinya andil komoditas pendorong yang paling dominan di priode Januari 2022.
“Untuk komoditas pendorong yakninya terjadi pada daging ayam ras 0,24%, telur ayam ras 0,12%, beras 0,0%, tomat 0,03%, bawang merah 0,06%, rokok kretek filter 0,03%, sabun diterjen 0,03%, dan pulsa ponsel 0,14%,”kata kepala BPS Sumbar Ir.Herum Fajarwati, Rabu (2/2)
Namun demikian disebutkan, terdapat komoditas penghambat, seperti cabe merah -0,18%, angkutan udara -0,15 %, ikan gembolo -0,01% dan ikan tongkol -0,01.
“Bila dilihat dari Januari 2022 terhadap Januari 2021 terjadi peningkatan inflansi di Kota Padang dan Bukitting, yakninya sebesar 2,30%,”sebutnya.
Nilai Ekspor asal Sumbar Naik
Sementara itu, nilai ekspor asal Sumatra Barat (Sumbar) mengalami peningkatan selama Desember 2021 yaitu mencapai US$304,41 juta atau 39,67% dibanding November 2021.
“Bila dibandingkan nilai ekspor pada Desember 2020 dengan Desember 2021 tentunya mengalami yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh, ekspor golongan lemak dan minyak hewan atau nabati naik 33,27%,”terangnya.
Tak hanya itu, ekspor terbesar sepanjang Januari-Desember 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati US$2.448,73 juta atau 79,84% dan karet serta barang-barang dari karet US$10 juta atau 6,13%.
“Sedangkan pangsa ekspor asal Sumbar selama Januari hingga Desember 2021 yakninya China 10,21%, Pakistan 28,19 dan India 15,13%,”ujarnya.
Meskipun demikian, perkembangan nilai impor berbanding terbalik dengan ekspor. Pasalnya, dibulan Desember 2021 nilai impor mencapai US$ 27,67 juta, turun 33,20%. Hal ini disebabkan penurunan impor golongan bahan bakar mineral turun 24,49% dan golongan mesin-mesin pesawat atau mekanik turun 99,84%.
Selain itu, nilai tukar impor pada Januari-Desember 2021 untuk bahan bakar mineral 74,41% dan mesin pesawat atau mekanik 2,60%.
“Untuk pasang impor di Sumabar selama 2021 yaitu Singapura 53,37%, Malaysia 23,95 % dan Rusia Federation 4,85%,”imbuhnya. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.