Padang—-Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) akan membangun gedung sentra rendang di Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah. Gedung sentra rendang tersebut nantinya akan menampung sekitar 10 Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di bidang pembuatan kuliner rendang yang merupakan masakan khas Sumatera Barat.
Kepala Disnakerin Kota Padang, Suardi mengatakan gedung tersebut nantinya dibangun di atas lahan seluas 5.112 meter milik Pemko Padang dan menghabiskan biaya sekitar Rp 24,3 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian.
“Pembangunannya direncanakan akan dimulai selepas Hari Raya Idul Fitri 1442 H, disini nanti akan menjadi pusat kuliner rendang terbesar di Kota Padang,” ujarnya saat mengunjungi lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan gedung sentra rendang tersebut, kemarin.
Dipilihnya lokasi tersebut menurut Suardi, selain karena status lahan yang sudah clean and clear, juga sesuai dengan lokasi prioritas Bappenas yakni berada di radius 20 Km dari objek wisata.
“Lokasi ini berada dekat dengan bandara, objek wisata Pantai Pasir Jambak, Pantai Padang dan Pantai Air Manis, jadi dimana ada industri disitu ada pariwisata,” tambahnya.
Selain menjadi pusat IKM, nantinya gedung ini juga akan dimanfaatkan sebagai wadah promosi bagi usaha-usaha kuliner rumahan (UMKM) yang ada di Kota Padang, khususnya masyarakat sekitar.
“Kita juga akan menyediakan galeri, jadi masyarakat yang memiliki usaha kuliner dapat menitipkannya di galeri tersebut,” ujarnya lagi.
Sementara Camat Koto Tangah Junie Nursyamza mengatakan pihaknya sangat mendukung berdirinya gedung sentra rendang di wilayahnya.
Ia berharap dengan keberadaan gedung sentra rendang tersebut, dapat dimaksimalkan masyarakat guna meningkatkan perekonomian melalui usaha kuliner.
“Kita akan membantu dan memfasilitasi kelancaran pembangunan gedung tersebut, karena selain dapat menampung hasil kuliner masyarakat,” ujar Junie.
Junie juga yakin dengan keberadaan gedung tersebut akan menjadi magnet bagi wisatawan, sehingga tentunya dengan banyaknya wisatawan yang datang, masyarakat dapat menghasilkan bermacam industri rumah tangga, seperti industri kuliner maupun industri rumah tangga lainnya yang bernilai ekonomis.
“Dengan demikian, upaya meningkatkan ekonomi berbasis masyarakat dapat diwujudkan serta juga dapat menciptakan peluang usaha baru dan membuka lapangan kerja,” pungkasnya. (*)