Pasca Gempa, Warga Pasaman Trauma dan Tidak Berani Tidur di Rumah Sendiri
Pasaman, Intrust – Gempa berkekuatan 5.2 SR dan 6.2 SR yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (25/02) berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan bangunan di Kabupaten Pasaman.
Dari informasi yang didapat pasca gempa yang terjadi di Pasaman, sampai malam ini masyarakat tidak berani tidur di rumah mereka. Semua masyarakat di daerah terdampak telah mengungsi karena takut akan longsor dan banjir susulan.
Menurut Ali Akbar (39) warga Kampung Anau Nagari Malampah Kecamatan Tigo Nagari, hingga malam ini masyarakat masih ada yang bertahan tinggal di kampung. Namun tak sedikit yang memilih untuk mengungsi di daerah lain dan tempat sanak saudara.
“Malam ini ada beberapa keluarga yang tinggal di kampung dan tidur di lahan kebun sawit dengan menggunakan terpal seadanya,” sebutnya.
Ali juga menyampaikan, hingga saat ini belum ada bantuan tenda dari pemerintah. “Kami berharap ada kiranya bantuan tenda untuk masyarakat yang masih bertahan tinggal. “Sebab malam ini beberapa keluarga beserta anak-anak tidur di Kebun Kelapa Sawit dengan menggunakan atap terpal seadanya dan penerangan cahaya senter dan cahaya Handphone,” ulasnya.
Sementara itu dari hasil wawancara Intrust lewat telepon dengan Pj Wali Nagari Malampah Barat, Afdillah dikatakan, pasca gempa, warga di Kenagarian Malampah Barat mengalami trauma. “Warga ketakutan jika berada di dalam rumah, sebutnya.
Disebutkan Afdillah, tujuh puluh persen pemukiman warga Malampah Barat, mengalami kerusakan. Banyak di antara warga yang akhirnya mengungsi, ke rumah sanak saudara dan ke perkebunan sawit dengan memakai tenda seadanya, secara swadaya, jelasnya. ade
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.