Jakarta – Sebagai jalur utama logistik yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Tangerang-Merak saat ini sangat mendukung kegiatan perekonomiam nasional. Keberadaan jalan tol ini memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kawasan industri dan permukiman yang pesat di wilayah Tangerang, sebagai satelit Kota Jakarta.
Beroperasi mulai tahun 1984, Jalan Tol Jakarta-Tangerang yang memiliki panjang 33 km ini juga menghubungkan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta dan JORR W1 yang menuju ke Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (Jalan Tol Bandara).
Sejak dioperasikan, Jalan Tol Jakarta-Tangerang telah melewati beberapa tahapan pengembangan yang dilakukan untuk peningkatan layanan kepada para pengguna jalan. Misalnya pada tahun 2017, dihapuskan titik transaksi pada Gerbang Tol (GT) Karang Tengah dengan tujuan untuk mempercepat waktu tempuh dan mengurangi titik transaksi, yang berdampak pada perubahan sistem pentarifan dari sebelumnya terbuka proporsional sesuai jarak tempuh menjadi pola terbuka merata (tarif tunggal) dengan menggabungkan 2 ruas tersebut.
Jalan Tol Jakarta-Tangerang-Merak dikelola oleh dua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Ruas Tol Jakarta-Tangerang oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, sementara Ruas Tol Tangerang-Merak dikelola oleh PT Marga Mandalasakti (ASTRA Infra Toll Road Tangerang-Merak).
Untuk mengimplementasikan perubahan sistem tersebut, Jasa Marga telah menyediakan 12 GT baru sebagai akses masuk dan keluar jalan tol. Perubahan sistem pentarifan ini menggabungkan 2 ruas Tol Jakarta-Tangerang dan tarif tol Tangerang-Merak segmen Tangerang Barat – Cikupa, sehingga tarif untuk pengguna jalan tol jarak jauh menjadi lebih murah.
Untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jalan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menugaskan PT Jasa Marga untuk terus melakukan perbaikan.
Antara lain penambahan gardu tol dan pengoperasian mobile reader untuk meningkatkan kapasitas layanan transaksi, mengurangi kepadatan di gerbang tol, serta secara rutin perbaikan sarana penunjang jalan tol berupa Scrapping Filling Overlay (SFO) dan rekonstruksi perkerasan guna meningkatkan kualitas jalan, pengecatan (coating) jembatan, dan penataan lansekap taman.
Selain itu juga melakukan program beautifikasi serta penyempurnaan rambu dan guardrail, penghapusan dan pengecatan marka serta melakukan perapihan di gerbang tol untuk memberikan informasi keselamatan kepada pengguna jalan .
Peningkatan fasilitas dan layanan Jalan Tol Tangerang-Merak sepanjang 72,45 Km juga dilakukan pada segmen Tangerang Barat-Cikupa. Dalam peningkatan layanan transaksi telah dilakukan modifikasi gardu transaksi dengan Gardu Tol Otomatis (GTO) interface dengan memanfaatkan gardu eksisting di sejumlah gerbang. Selain itu, pada bulan Mei 2018 akses Gerbang Tol Cikande mulai beroperasi sebagai penghubung akses menuju daerah Cikande dan kawasan industrial modern Cikande.
PT MMS selaku pengelola jalan tol tersebut, juga telah merampungkan lajur ke-4 segmen Tangerang Barat-Cikupa-Balaraja Timur-Balaraja Barat, sehingga untuk lajur utama telah tersedia 2×4 lajur. Penyempurnaan Simpang Susun (SS) Cikupa juga telah dilakukan dengan membangun On Ramp Entrance ke arah Merak dan Off Ramp Exit ke arah Pasar Kemis, sehingga memudahkan aksesibilitas pengguna jalan dari dan menuju ke Jakarta atau Merak. (*)