PADANG – Upaya PT Semen Padang dalam melestarikan Ikan Bilih di kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang telah dimulai sejak 2018, membuahkan hasil.
Hal itu ditandai dengan teridentifikasinya keberadaan ikan endimik asal Danau Singkarak itu di beberapa titik sebaran di kawasan sungai di Taman Kehati PT Semen Padang.
“Ikan Bilih yang berada di area Kehati secara fisik bisa mencapai ukuran maksimal, yaitu antara 12-17 cm,” kata Ketua Tim Konservasi Ikan Bilih PT Semen Padang, Deni Zen, Rabu (15/7/2020)
Menurut Deni, perkembangan Ikan Bilih di Taman Kehati cukup baik, karena secara ekologi kondisi ekosistem di area Kehati cocok dengan karakteristik ekosistem yang ada di habitat aslinya, yaitu di Danau Singkarak.
Kemudian, kondisi air yang secara teknis juga mendukung bagi perkembangan ikan bilih, karena sumber air yang berada di area Kehati masih bersih dan bebas dari pencemaran.
“Kondisi sungai di area Kehati cukup menyediakan sumber-sumber makanan alami Ikan Bilih, baik itu berupa plangton dan lumut yang banyak menempel di bebatuan di area sungai,” ujarnya.
Meski perkembangan Ikan Bilih cukup baik, lanjut Deni, namun sejumlah predator yang ada di sungai di kawasan Kehati juga jadi ancaman bagi Ikan Bilih ke depan.
Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat ini akan merelokasi area konservasi Ikan Bilih dari yang sebelumnya di area terbuka ke area yang tertutup dan lebih aman dari predator, yaitu di kolam yang ada di area perumahan Direksi.
“Selain faktor keamanan, relokasi Ikan Bilih ke kolam yang lokasinya juga berada di kawasan Taman Kehati, tentu akan mempermudah tim Kehati dalam memonitor dan mengevaluasi perkembangan Ikan Bilih,” bebernya.
Di samping Semen Padang terus melestarikan Ikan Bilih, Deni juga menuturkan bahwa dalam waktu dekat ini, pihaknya akan menambah populasi Ikan Bilih di kawasan Kehati.
Oleh sebab itu, sebelum Ikan Bilih dipindahkan ke kolam, pihaknya terlebih dahulu akan mendesain kolam ikan dengan menambahkan arena pemijahan buatan yang paramternya disesuaikan dengan arena pemijahan alaminya di Danau Singkarak.
“Jadi diharapkan konservasi ini tidak hanya bisa membuktikan Ikan Bilih bisa hidup saja di Taman Kehati, tetapi juga dapat menambah populasinya, karena Ikan Bilih ini merupakan ikan endemik di Danau Singkarak,” tuturnya.
Deni juga memaparkan bahwa Semen Padang ikut melestarikan Ikan Bilih, karena selain mempunyai Taman Kehati, bagi Semen Padang melestarikan Ikan Bilih juga bagian dari salah satu program untuk pencapaian predikat PROPER hijau.
Kemudian, juga sebagai salah satu bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian Ikan Bilih sebagai icon Sumatera Barat dan satu-satunya spesies langka di dunia.
“Selain itu, juga sebagai upaya untuk mempertahankan keberadaan Ikan Bilih sebagai sumber mata pencarian masyarakat di sekitar Danau Singkarak,” ungkap Deni.
Deni menambahkan bahwa dalam melestarikan Ikan Bilih, Semen Padang juga bekerjasama dengan Universitas Bung Hatta sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi yang memiliki Fakultas Perikanan.
“Sejauh ini, baru dengan Universitas Bung Hatta. Kedepanya, kita akan melakukan kerjasama dengan lembaga masyarakat dan pemerintah daerah, terutama dalam hal penebaran hasil konservasi yang kami lakukan ke area lubuk-lubuk larangan,” katanya.
“Dan juga pada akhirnya, kita akan bisa menebarkan kembali bibit Ikan Bilih dari area konservasi ke habitat aslinya di Danau Singkarak,” imbuh Deni.
Disamping melestarikan ikan bilih, kata Deni melanjutkan, bagi Semen Padang sendiri, khususnya di Taman Kehati, tentunya pelestarian ikan bilih jenis mictacoleucus padangensis ini juga dapat menambah spesies yang ada di kawasan Kehati.
Dan penambahan spesies ini, juga sejalan dengan rogram Proper Emas 2020. “Saat ini Semen Padang masih Proper Hijau. Mudah-mudahan melalui pelestarian ikan endemik ini, maka target Proper Emas 2020 dapat terwujud,” katanya.
Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan, upaya PT Semen Padang dalam pelestarian Ikan Bilih sebagai spesies endemik merupakan bentuk komitmen perusahaan pelestarian lingkungan hidup.
“Kami selalu menerapkan prinsip Triple Bottom Line yang meliputi Planet, Profit serta People dalam operasional perusahaan sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Jadi Perusahaan tidak hanya mengedepankan keuntungan, tetapi juga pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat,” jelas Anita. (*)