Pasaman – Pemerintah Provinsi (pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) ikut membangun pengaspalan jalan Tapus – Silayang Muaro Sungai Lolo. Ruas jalan ini merupakan salah satu perhatian dan dukungan membuka akses jalan Rao – Marpat Tunggul Selatan – Muaro Sungai Lolo hingga perbatasan jalan ke Provinsi Riau.
Hal ini diungkap Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dalam pertemuan dengan masyarakat Jorong V Pertemuan, Rabu (21/7/2021).
Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPD RI Mulim Yatim, Wakil Bupati Sabar As, Kadis LH Ir.Siti Aisyah, MSi, Kadis PUPR Ir. Fatol Bahri, Kadis Peternakan dan Hewan Drh. Erinaldi,MM, Kadis Sosial Jumadi, SPd.MM, Kabiro Bina Mental Drs Syaifullah dan Kabiro Adpim Hefdi,SH.MSi.Ketua Ikatan Trail Adventure (ITA) Sumbar Ir. Risnaldi, Camat, Walinagari dan Walijorong, tokoh masyarakat, ninik mamak Jorong V Pertemuan.
Gubernur Mahyeldi mengatakan, ada 4 segmen senilai Rp 4,3 Miliar dari Tapus ke Silayang sepanjang 1.5 km yang sedang dalam pengerjaan tahun ini.
“Mudahan-mudah segera tuntas walaupun secara bertahap, sehingga akses jalan ini mampu membuka peluang baru bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraannya,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi juga katakan, hasil gambir setiap pekan di jorong Pertemuan 1,5 ton, itu ada pekan balai orang datang membeli dengan nilai 1 kg saat ini 20 ribu. Selain gambir juga ada minyak asiri, minyak serai wangi dan ikan gariang sungai larangan di jorong ini.
“Ketika sore tadi saya bertanya pada seorang masyarakat berapa harga gambir agar untung bisa di dapat masyarakat ?, jawabnya 22 ribu. Tentu ini mesti bahagian bagaimana soal harga gambir kita yang menentukan harga bukan mereka. Termasuk harga komoditi yang lain, dengan cara meningkatkan kualitas hasil dan membuat pengelolaan pasar yang sehat,” ungkapnya.
Mahyeldi juga kagumi karya ayaman pandan buk Vini membuat tikar sholat imam dan tempat beras takziah. Tentunya kerajinan tangan ini dapat dikembangkan kepada generasi berikutnya sebagai tradisi budaya masyarakat memanfaatkan waktu senggang bagi kaum ibu-ibu.
“Belum lagi khas ikan garing yang enak, jika kembangkan lebih banyak lagi tentunya akan memberikan dampak sehat bagi perekonomian masyarakat jorong Pertemuan,” ungkapnya.
Wakil Bupati Sabar As dalam kesempatan itu juga menyampaikan, jika tranportasi jalan Rao – Marpat Tunggul Selatan ini tuntas tentunya nagari dan jorong disekitar ini akan merdeka dari keterisoliran selama ini.
“Indonesia akan merayakan 76 tahun kemerdekaannya, namun masih saja ada nagari dan jorong belum merdeka dari keterisoliran dan keterbelakangan kemajuan pembangunan, katanya.
Sabar juga mengungkapkan nagari dan jorong-jorong terisolir di Pasaman ini masih banyak. Mereka kurang dari segala sarana kemajuan pembangunan, belum ada listrik, jalan transportasi apa lagi yang namanya jaringan komunikasi.
“Pemerintah kabupaten Pasaman ingin bersama-sama pemprov Sumbar bersinergi dan berkalaborasi memerdekakan banyak nagari dan jorong-jorong terisolir di Pasaman ini. Dukungan dan kebersamaan dengan masyarakat tentu menjadi bagian tak terpisahkan dari keinginan besar menjadi daerah yang merdeka dari keterbelakangan dan keterisoliran,” harapnya.
Walinagari Muara Sungai Lolo, Ogi Arianto juga katakan, kunjungan Gubernur Sumbar bersama Wakil Bupati dan rombongan bermalam jorong Pertemuan Muaro Sungai Lolo ini sesuatu hal yang pertama kalinya.
“Belum pernah ada Gubernur Sumbar sampai ke sini, di negeri yang belum tersentuh infrastruktur pembangunan seperti jorong yang telah maju lainnya di Sumbar. Jangankan jalan transportasi, jaringan listrikpun belum ada,” ungkapnya.
Ogi katakan, kehadiran gubenur Sumbar telah membawa berkah dan kebaikan bagi perkembangan kemajuan pembangunan didaerah ini.
“Saat ini sudah ada bantuan listrik solar panel, energi listrik yang mempergunakan cahaya matahari dengan program listrik mandiri (Linmar). Sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah teknologi untuk memanfaatkan debit air yang ada di sekitar kita untuk diubah menjadi energi listrik, akan tetapi belum memadai,” katanya.
Ogi juga sampaikan, kita masih butuh PLTMH yang lebih besar lagi, potensi itu ada, sebelum kita membutuhkan jaringan tehnologi komunikasi agar daerah-daerah terisolir ini mudah dalam percepatan pembangunannya, sehingga masyarakat disini tidak larut dalam ketertinggalan selama ini.(*)