Padang – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) terus berupaya melakukan pengembangan pemanfaatan sampah menjadi energi Refused-Derived Fuel (RDF) dalam rangka menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia. Anggaran yang disiapkan untuk program ini selama tahun 2021 sebesar Rp 1,2 triliun.
Program RDF Kemen LHK berupaya digaet Pemerintah Kota Padang, guna mengurangi produksi sampah yang setiap harinya mencapai 600 ton. Dalam waktu dekat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat bakal meninjau Program RDF di Cilacap, yang notabene proyek percontohan di Indonesia.
“Iya dalam minggu depan kita ke Kementerian LHK untuk Follow Up program tersebut. Sebulan lalu Pak Direktur Persampahan Kemen LHK sudah kontak, agar Padang bisa jalankan program ini. Setelah itu kita ke Cilacap melihat secara langsung bagaimana mekanisme nya. Minimal kita bisa dapat konsepnya, untuk kita terapkan,”kata Kepala DLH Padang Mairizon kepada Majalah Intrust
Disebutkan Mairizon, Program RDF Kemen LHK akan diaplikasikan dalam bentuk mengolah sampah domestik untuk bahan bakar pabrik Semen Padang. Sebelum ke LHK, ia pun sudah membuka komunikasi dengan pihak perusahaan.
“Saya sudah berbicara dengan Direktur Produksi Semen Indonesia Pak Benny Wendry dan Direktur Produksi Semen Padang Pak Asri Mukhtar. Pada prinsipnya mereka setuju, tinggal lagi bagaimana menjalankan program itu, karena ini program baru,”jelasnya.
Ia menekankan bahwa banyak keuntungan yang didapat dengan Program RDF ini, minimal mendapatkan keuntungan dari nilai ekonomi dan nilai lingkungan. Dari sisi ekonomi, menambah pendapatan daerah pastinya. Sedangkan dari sisi lingkungan, produksi sampah bisa berkurang banyak.
“Sampah Kota Padang setiap harinya 550 hingga 600 ton. Dengan perhitungan penduduk Padang 900 ribu, jika per orang menghasilkan 0,6 kg sampah. Padang pun juga pusing mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena kita masih pakai sistem open dumping,”tutupnya.(ridho)