Padang – Cabang olahraga sambo memang hanya eksebisi di PON XX Papua. Namun seperti halnya hapkido Sumbar, cabor itu juga menyumbangkan 1 medali emas. Tak hanya itu mereka melengkapinya dengan tambahan 1 medali perak.
Sambo Sumbar mendapat 1 emas dari atlet Ridho Ichlas Ichsan Darma yang bertanding di 58 Kg putra. Sedang Yolanda Putri Indra mendapat perak di kelas 54 Kg Putri. Meskipun kedua atlet sambo itu adalah atlet judo yang lolos PON tapi tidak diberangkatkan KONI
“Alhamdulillah hari ini anak-anak kita bisa menyumbangkan 1 emas dan 1 perak. Memang hanya cabor eksebisi. Tapi bagaimana pun, empat tahun mendatang, kekuatan kita pasti akan menjadi perhatian daerah lain,” ujar Hendri Gusman Darma, Sekum Sambo Sumbar lewat telepon kepada Intrust.
Namun keberhasilan yang seharusnya membuat bangga itu justru ditanggapinya sedih. “Ya, sampai saat ini, selain tiket pesawat yang bisa ngutang, saya juga tidak tahu bagaimana cara bayar sewa hotel dan biaya PCR untuk Kami bertiga. Jujur, saya memang tidak ada duit lagi,” ujarnya.
Sejak awal berangkat dari Padang, kepergiannya memang sudah membuat hati ketar-ketir. Pasalnya selain tiket yang melonjak harganya, tokoh yang semula berjanji akan membantu biaya tiket itu juga masih sakit. Akibatnya, dengan modal nekat selain yakin atletnya akan berhasil, maka Hendri memutuskan untuk berangkat. Meski pula biaya tiket berangkat belum dibayarkan.
“Jujur, saya berani berangkat karena memang sambo termasuk di antara 10 cabor yang di-SK-kan secara resmi oleh KONI Pusat untuk eksebisi di PON ini. Selain itu, sebelum ini saya juga pernah mendapat janji-janji dari petinggi olahraga Sumbar bahwa kita akan dibantu. Tapi sekarang sudahlah bertanding sendiri, dapat medali sendiri, atlet kita cedera lutut sendiri, untuk pulang pun saya masih mikir sendiri,” ujar lelaki yang juga Wakil Ketua yang mengomandoi Bidang Olahraga di DPW Gebu Minang Sumbar ini.
Menurut mantan pejudo Sumbar ini, pada dasarnya ia tidak ingin mengungkit-ungkit masalah ini. Karena sebagai ASN di Cabang Dinas Pendidikan di Kab. Padang Pariaman ini khawatir bila ini diungkit, akan lebih buruk dan fatal bagi dunia olahraga Sumatera Barat.
“Tapi bagaimana lagi. Kondisinya yang memaksa saya untuk menceritakan ini. Okelah untuk tiket pulang, saya masih bisa ngutang lagi sama teman yang jadi agen tiket. Tapi untuk sewa hotel dan biaya PCR pulang, uangnya dari mana,” ujar pria yang sebelumnya berdinas di Dispora Sumbar itu.
Di akhir pembicaraan ia berharap agar ada pihak yang mau membantu semua biayanya selama bertanding di Papua ini. Meskipun untuk ini ia juga merasa pesimis akan mendapatkannya.
“Sebagai tambahan bisa saya katakan, Kami menginap dan bertanding di Kota Jayapura. Artinya dari markas kontingen Sumbar hanya berjarak sekitar lima atau sepuluh menit perjalanan. Tapi sebagaimana saya katakan tadi, tidak ada satu pun di antara kontingen yang datang melihat Kami main dan mendapatkan medali di sini,” tegasnya. (nof)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.