Padang, majalahintrust.com – Perjuangan para seniman menolak rencana alihfungsi pembangunan kompleks Taman Budaya, khususnya bangunan di zona B & C, yang dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat, belumlah berhenti. Bahkan gerakan yang telah berjalan sejak bulan Februari 2023 lalu, melalui pelbagai aktifitas, dialog, diskusi, nyatanya malah kian menderas.
Terakhir, Minggu 11 Juni 2023 diwakili seniman berjumlah 35 orang, mereka diterima dengan terbuka dan penuh keramahan oleh Anggota DPD RI, H Leonardy Harmaini Dt.Bandaro Basa. Bang Leo, demikian panggilan akrab Senator ini hadir didampingi aktifis senior H. Syaharman Zanhar.
Pertemuan itu berlangsung penuh kekeluargaan, terbuka serta lugas. Bahkan suasana pertemuan, lebih mirip ibarat seorang bapak yang menerima pengaduan dari anak-anaknya. Bertempat di Rumah Makan Samba Lado H Zainal, Ulak Karang Padang.
Syaharman Zanhar, aktifis yang dikenal juga pernah ikut mendirikan Sanggar Seni Paris di Padang Pariaman era 1980an, berharap agar gerakan-gerakan para seniman dan pertemuan dengan senator ini hendaknya dapat menggugah kepedulian pemerintah terhadap iklim kesenian maupun kebudayaan di Sumatera Barat.
“Karena tanpa kehadiran seniman maupun budayawan yang terus berkarya, bagaimana bisa pembangunan dilaksanakan secara humanis dan penuh nilai?” ujar Syaharman.
Hadir juga pada pertemuan yang didahului makan siang itu wartawan dan sastrawan senior Khairul Jasmi, penyair Yeyen Kiram yang dikenal sebagai aktifis Cagar Budaya, koreografer tari Internasional Ery Mefri, Angga Djamar, penyair Syarifuddin Arifin, Andrea C Tamsin, Nasrul Azwar, Trikora Irianto, Jeffnil St Pandeka, koreografer Deslenda, Filhamzah, Dadang Leona, Hermawan An, teaterwan Rizal Tanjung, Muslim Noer, Fauzul elNurca, Kamal Guci, dan masih banyak lainnya.
Sebagaimana diketahui, kompleks Taman Budaya Sumbar, terletak di kawasan jalan Diponegoro, sejak tahun 1974 dikenal sebagai pusat aktifitas dan kreatifitas dari para seniman, pekerja seni, sastrawan maupun budayawan dan lainya dari seluruh Sumatera Barat.
Baru-baru ini, pemerintah provinsi Sumatera Barat, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) melakukan FGD yang menjelaskan tentang rencana perubahan fungsi gedung zona C. Dari semula sebagai kantor untuk aktifitas kegiatan perkantoran Dinas Kebudayaan dan UPTD Taman Budaya, dialihkan sebagai bangunan hotel komersial bintang lima. Sementara pembangunan zona B, yang semula direncanakan untuk aktifitas seniman, yang memuat nantinya bangunan teater utama, bioskop, gallery, labor musik, tari, perpustakaan, dll, masih dibiarkan mangkrak. Padahal, telah ditemui adanya pelanggaran keuangan oleh pihak Kejaksaan, khusus bagi pembangunan di areal zona B.
Menurut Syarifuddin Arifin, seniman yang dikenal sebagai penyair lintas negara alangkah baiknya pembangunan kompleks zona B ini diselesaikan dahulu, agar para seniman bisa kembali beraktifitas normal kembali. Baru kemudian rancangan zona C ini diteruskan.
“Karena pada hakekatnya kami para seniman, tidaklah anti pembangunan,” demikian Ery Mefri koreografer yang diketahui telah malang melintang di panggung-panggung Internasional, melengkapi.
Sehingga jika pembangunan zona B selesai, maka para senimanpun dapat kembali bisa beraktifitas seperti semula. Sementara jika pemerintah maunya merubah rancangan menjadi hotel, ya terserah.
“Sekarang ini, seolah-olah kami ini para seniman diperlalukan malah jauh lebih buruk daripada sampah. Dibuang tanpa tahu tempatnya. Padahal, sampah saja jika dibuang, ada tempatnya, begitu kira-kira analoginya,” tambah Ery Mefry.
Sementara Khairul Jasmi, tokoh pers Sumatera Barat menyarankan ada baiknya diadakan kembali pertemuan terbuka antara tiga pihak agar bisa diketahui lebih jelas lagi soal rancangan detail bangunan yang akan dilakukan pihak pemerintah Prov.Sumbar. Terutama pertemuan antara pihak PU, Bappeda dan seniman. Penting kemudian, dibuat kesepakatan yang lebih tegas sebagai bentuk hasil dari pertemuan itu.
Melengkapi hal tersebut, senator yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Prov Sumbar, Leonardy Harmaini Dt, Bagindo Basa mengatakan, sebetulnya pelaksanaan kebudayaan dan para pelakunya, yang dilakukan para seniman maupun budayawan, masihlah sangat diperlukan di negeri ini.
“Karena budaya itu amat terkait dengan sikap, perilaku maupun ilmu yang saling mewarisi nantinya. Di situ tidak hanya memuat pelbagai nilai-nilai, pembangunan maupun kehidupan bermasyarakat, juga essensi dari ruh peradaban,” ujar Leonardy.
Menanggapi pelbagai usulan serta keluhan dari para seniman yang diterima secara terbuka dan menggarisbawahi, sebagai senator tentunya H. Leonardy Harmaini, menanggapi dengan positif dan penuh kekeluargaan.
“Saya akan berkerja sesuai dengan tugas saya. Silahkan seniman pun tetap laksanakan terus perjuanganya, sesuai dengan kesenimananya,” pungkas Leo. r
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.