PADANG – Semen Padang Hospital (SPH) berhasil raih penghargaan sebagai rumah sakit dengan pelaporan Tubercolosis ( TBC ) Terbaik Bulan Oktober 2020. Penghargaan itu diperoleh SPH dari DKK Kota Padang sebagai keberhasilan atas lengkapnya pelaporan SPH atas pasien TB yang datang ke rumah sakit tersebut.
“Alhamdulillah atas penghargaan yang diberikan kepada SPH. Prestasi ini adalah berkat ketekunan dan keseriusan bersama dalam pencatatan dan pelaporan kasus TB, yang menjadi program pemerintah dalam upaya pengendalian penyakit menular,” ujar Direktur SPH dr Selfi Farisha.
Pada pencatatan pelaporan pada tiap Faskes tersebut, SPH memiliki kasus manual 1 orang dan SITB 1 orang. Selanjutnya, untuk pelaporan suspek manual sebanyak 13 orang dan SITB 13 orang.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pencatatan pasien TB memang telah menjadi perhatian pemerintah sejak beberapa tahun belakangan. Hal itu dilakukan demi mewujudkan target Indonesia Bebas TB pada 2030.
Oleh karena itu, SPH mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yang direalisasikan melalui seriusnya SPH menangani pasien TB yang datang berobat.
Bahkan SPH menyediakan tim khusus dan memberikan penanganan serius untuk penanganan pasien yang terindikasi TB melalui program TB DOTS. Tim ini bertugas untuk menangani pasien TB baik yang masih suspek atau pun telah didiagnosa terkena TB.
“Petugas medis di SPH selalu melakukan screening pada pasien yang datang ke SPH , terutama yang memiliki ciri penyakit TB. Bahkan pasien yang terindikasi tersebut diberi jalur penanganan khusus yakni Fast Track, yang bertujuan untuk memudahkan pasien TB untuk mendapatkan penanganan serta agar tidak menular pada orang lain yang datang berobat,” kata Dirut yang akrab disapa Risha ini.
Ia menjelaskan penanganan dan tim khusus di SPH telah ada sejak 2017 lalu. Menurutnya, tim khusus inilah yang memiliki tanggungjawab untuk menangani pasien dan mengurus catatan pelaporannya melalui TB DOTS.
Di sisi lain, Tim TB DOTS SPH juga memberikan penanganan dan pelayanan yang maksimal kepada pasien TB, terutama jika pasien menemui kesulitan dalam melakukan pengobatan yang berkelanjutan ke RS.
Ia menjelaskan bahwa pasien TB bisa saja merasa bosan saat menjalani pengobatan perawatan yang menurutnya memakan waktu cukup lama yakni mulai 6 hingga 12 bulan. Karena itu, SPH juga menjalin koordinasi dengan faskes lainnya seperti puskesmas sekitar agar pihak puskesmas pun dapat memastikan setiap pasien TB menjalani pengobatan sampai selesai.
Berkat adanya TB DOTS tersebut, SPH memiliki kelengkapan data mengenai pencatatan dan pelaporan pasien TB. Sehingga hal itu menjadi penilaian yang bagus oleh Kemenkes dan menetapkan SPH menjadi RS dengan Pelaporan Pencatatan Pasien TB Terbaik Bulan Oktober 2020.
“Saya sangat berharap kami dapat terus mempertahankan prestasi ini. Tentunya dengan dukungan dan semangat Tim TB-DOTS dan para dokter spesialis Semen Padang Hospital ,” tutur Risha. (*)