Padang, majalahintrust.com – Sebuah khabar mengejutkan muncul di sela-sela Sumbar sedang merayakan Hari Jadi ke 80 pada 1 Oktober 2025. Khabarnya pertumbuhan ekonomi Sumbar nomor 31 dari 38 provinsi se Indonesia.
Angka pertumbuhan ekonomi Sumbar itu hanya 3,94%, bahkan Sumbar disebutkan terendah di Sumatera. Pemuncak pertumbuhan ekonomi itu adalah Maluku Utara dengan 32,09% sedang di nomor buncit adalah Papua Tengah dengan angka -9,83%.
Sementara itu kondisi inflasi Sumbar juga tertinggi dibandingkan 38 provinsi lain di Indonesia. Sumbar tercatat di nomor empat tertinggi dengan angka 4,22 persen. Memang angka kondisi inflasi tertinggi diraih Sumut dengan angka 5,32 persen. Sedang daerah dengan inflasi paling rendah dicapai oleh Maluku Utara.
Lalu apa yang bisa dibanggakan daerah yang terkenal dengan wisata halalnya ini. Seperti disampaikan Gubernur Mahyeldi Ansharullah, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Sumbar yang terus meningkat.
Tahun ini, RPJPD ditutup dengan peningkatan IPM yang signifikan. IPM pada tahun 2024 mencapai 76,43, dengan skor Harapan Hidup sebesar 74,37 tahun, skor Harapan Lama Sekolah sebesar 14,3 tahun, skor Lama Rata-Rata Sekolah sebesar 9 tahun, dan Pengeluaran per Kapita disesuaikan menjadi Rp11.718.000, Capaian ini jauh di atas rata-rata IPM nasional yang sebesar 75,02.
“Dengan begitu menghadirkan Sumbar ke peringkat 6 se Indonesia dan mengukuhkan Sumbar sebagai provinsi dengan Pembangunan Manusia berkategori Tinggi.Menjulang di antara provinsi-provinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Sumatera Selatan yang APBD-nya berkali-kali lipat dari yang kita kelola,” jelasnya.
Dari sisi jumlah penduduk miskin Sumbar menurun dari 345,73 ribu jiwa atau 5,92% pada Maret 2024 menjadi 315,43 ribu jiwa atau 5,42% pada September 2024.
Jika dilihat menurut wilayah, tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 4,72% menjadi 4,16%, sedangkan di perdesaan menurun dari 7,28% menjadi 6,79%.
“Perlu Kami sampaikan, laju pertumbuhan ekonomi 2024 kita berada di angka 4,36%, dengan Rasio Gini di tahun yang sama sebesar 0,283, rasio ini adalah salah satu yang terendah di Indonesia,” terangnya.
Harus diakui, Gubernur Mahyeldi dan Wagub Vasko Ruseymi baru di tahun pertama periode kepemimpinannya. Ke dekatnya Sumbar tentu berencana agar Visi Misi Pemprov Sumbar terus ingin menyelesaikan 8 agenda utama, yakni:
1. Mewujudkan pendidikan yang merata dan kesehatan yang berkualitas.
2. Mengupayakan Sumbar menjadi lumbung pangan nasional yang ditopang oleh ekonomi berkelanjutan.
3. Menjadikan Nagari/Desa sebagai landasan Kemajuan.
4. Menceritakan Sumbar agar menjadi pusat perdagangan dan bisnis di Bagian Barat Sumatera.
5. Pembangunan infrastruktur berkeadilan dan tanggap bencana.
6. Membangun kehidupan beradat dan berbudaya berbasiskan agama dan kearifan lokal melalui dukungan keluarga yang berkualitas.
7. Meningkatkan daya saing pariwisata Sumbar.
8. Meningkatkan pendapatan daerah dengan mengoptimalkan pajak dan retribusi daerah yang sudah ditetapkan ketentuan peraturan-undangan yang berlaku.
Senada dengan itu Ketua DPRD Sumbar Drs. H. Muhidi juga sepakat mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun Sumatera Barat.
“Oleh karena itu, DPRD Provinsi Sumatera Barat mendorong pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan dan alokasi anggaran daerah yang mendukung pelaksanaan program ini secara maksimal dan berkelanjutan,” ujar Muhidi.
Selain itu, Muhidi juga menyebut beberapa program nasional lain yang harus kita dukung bersama adalah:
1. Percepatan penurunan stunting nasional, yang selaras dengan kondisi daerah kita yang juga terus berupaya menurunkan prevelansi stunting.
2. Transformasi pendidikan dan digitalisasi sekolah, guna mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era industri 4.0 (Four Point 0) dan society 5.0 (Five Point O).
3. Pengentasan kemiskinan ekstrem, yang menargetkan daerah-daerah rentan agar tidak tertinggal dalam pembangunan.
4. Ketahanan dan kelestarian pangan, termasuk mendukung program-program pertanian modern dan hilirisasi produk lokal di Sumatera Barat.
Melalui sinergi antara program nasional dan kearifan lokal, dapat mempercepat pembangunan Sumatera Barat secara lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Untuk itu, semangat berkolaborasi antara eksekutif, legislatif, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil harus terus kita perkuat,” ujarnya.
Sementara Wagub Vasko Ruseymi menekankan pentingnya menjadikan ulang tahun provinsi bukan sekadar seremoni, tetapi refleksi atas pencapaian dan tantangan ke depan.
Ia mengakui, sejumlah tantangan masih menghadang. Salah satunya adalah penurunan kunjungan wisatawan domestik melalui jalur udara sebesar 13,75 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang justru tumbuh 29,28 persen. Vasko menilai perlunya strategi pemulihan melalui promosi pariwisata, perbaikan konektivitas, dan pengendalian harga transportasi.
Selain itu, Vasko menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan agar manfaat pertumbuhan ekonomi tidak hanya dirasakan di pusat kota, tetapi juga di nagari-nagari perdesaan.
Transformasi layanan publik digital disebut sebagai langkah kunci untuk memperkuat birokrasi yang lebih efisien dan transparan.
“Usia 80 tahun adalah momentum refleksi. Sumbar pantas dibanggakan, bukan diremehkan. Kita harus bersama-sama menjaga marwah daerah, memperkuat identitas kultural, dan membuka bagi jalan pembangunan yang inklusif,” ujar Vasko.
Dengan semangat peringatan HUT ke-80, pemerintah daerah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif mendukung program pembangunan.
Vasko menegaskan bahwa pencapaian hari ini bukanlah tujuan akhir, melainkan pijakan untuk membawa Sumbar menuju masa depan yang lebih maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. nofisatera