Padang – Perlu pembangunan berwawasan lingkungan dalam mengeksplotasi dan pengembangan lotensi sumber daya alam Sumbar dengan luas wilayah 42.297 km2, memiliki 4 danau, 254 sungai, 29 gunung yang dapat dimanfaatkan oleh 5,38 juta penduduk.
Perairan laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) provinsi Sumbar memiliki luas 186.500 km2 dengan panjang garis pantai 1.973,25 km. Kawasan hutan di Sumbar secara umum terbagi kawasan lindung 1.561.445,65 ha dan hutan produksi seluas 781.447,57 ha yang menyimpan keragaman hayati yang berlimpah ada flara dan fauna.
Hal ini diungkap asisten Administrasi Umum dan Kesra Setdaprov Sumbar, Drs. Nasir Ahmad, MSi, dalam sambutan pembukaan Workshop Dewan Riset Daerah, di Padang, Rabu (16/10/2019).
Hadir dalam kesempatan itu Bupati Padang Pariaman Ali Mukni, Kepala Bappeda Pemkab Tanah Datar Drs. Alfian Jamrah, MSi, Wawako Solok Rainer. Ketua Dewan Riset Daerah Dr. Ali Asmar MPd dan anggota serta utusan OPD dan Kab/Ko se Sumatera Barat.
Lebih lanjut Nasir Ahmad menyampaikan, pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan agar masyarakat pengelola sumber daya alam dapat memperhatikan keadaan lingkungan supaya ekosistem tidak terganggu karena sumber daya alam adalah penopang kehidupan penduduk yang perlu dijaga kelestariaannya.
” Saat ini tema yang diangkat dalam Workshop tindak lanjut dari audiensi DRD Prov Sumbar dengan pemkab Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar rencana Pengembangan Tarok City dan Kawasan Mega Mendung Lembah Anai”, ungkapnya.
Nasir Ahmad juga menyampaikan beberapa tujuan melakukan pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain, menumbuhkan sikap saling kerjasama berdasarkan kesadaran masyarakat, kemampu menyerasikan kebutuhan sumberdaya alam untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat.
“Tantangan pembangunan yang berat tanpa merusak lingkungan, mengembangkan kesadaran lingkungan masyarakat terhadap dampak yang terjadi akibat rusaknya lingkungan”, ujar Nasir.
Kepala Litbang Sumbar yang diwakili Ir. Dessy menyampaikan, tujuan Workshop dewan riset daerah untuk memperoleh informasi melalui pengalaman langsung dari nara sumber dan saling menyampaikan informasi dari peserta yang bermanfaat untuk memperoleh hasil rumusan dalam mendukung kebijakan pemerintah daerah.
” Ada lima pemateri antara lain, pembangunan tarok City, kawasan mega mendung lembah anai, pemanfaatan kawasan dalam perspektif ekonomi, ekologi dan sosial, analisis pemantauan kawasan berwawasan lingkungan oleh DRD serta paradigma pengelolaan kawasan konservasi oleh BKSDA,”tutupnya.(*)