Batusangkar, Intrust – Kepala Dinas Pembinaan Mental dan Ideologi Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Dr. Drs. Bastari, M.Pd, M.Si (Han), M.Sc berkunjung dan melakukan silaturahmi dengan Bupati Tanahdatar Eka Putra di Gedung Indojolito Batusangkar.
Kunjungan Marsekal Bastari itu didampingi Kasubdisbintalid Disbintalidau Kolonel Joko Tri Cahyono dan Kasubdisbinroh Disbintalidau Kolonel Muttaqin, S.Ag, M.Ag dan beberapa pejabat TNI AU lainnya.
Marsekal Bastari menyebutkan kujungan ke Tanah Datar adalah untuk memperkuat hubungan silaturrahmi dan juga sebagai aspek sosiologi dari presentasi Lanud Sutan Syahrir. Untuk diketahui Sutan Syarir track record-nya sangat berpengaruh dalam mendirikan Republik Indonesia.
“Sumatera Barat banyak tokoh pejuang seperti yang dikenal Founding Father atau Bapak Pendiri Bangsa Indonesia. Selain Founding Fathers, Sumatera Barat ini juga pernah menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia di masa PDRI. Walau itu tidak lama namun menorehkan sejarah bagi bangsa ini,” ujar Bastari.
Terkait potensi alam dan sejarah di Tanah Datar dikatakannya merupakan potensi luar biasa yang harus dijaga dan dilestarikan. Sehingga generasi penerus tahu dengan sejarah bangsanya.
Bupati Tanah Datar Eka Putra menyambut baik kunjungan Marsekal bersama rombongan. Ia kemudian menceritakan sekilas perjuangan PDRI, yang identik dengan Syafruddin Prawira Negara mulai dari Bukittinggi hingga ke Tanah Datar.
Tentang Perjuangan PDRI yang menyatakan Indonesia masih ada dan disiarkan melalui Radio YBJ-6 hingga ke India, di situ A.A Maramis ketika mengikuti Konferensi Asia Afrika memperdengarkan jika Indonesia masih berdaulat hingga disuarakan kembali di PBB.
“Peran radio YBJ-6 ikut berkontribusi besar dalam menyampaikan informasi kepada dunia international bahwa Republik Indonesia masih ada. Ditandai berjalannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI),” ucap Bupati.
Bupati menambahkan dengan dikomandoi Mayor DS. Ardiwinata, Radio YBJ-6 harus dibawa dari Bukittinggi menuju Halaban untuk menghindari kejaran tentara Belanda. Pada akhirnya Radio YBJ-6 diinapkan selama tiga bulan di rumah Inyiak Soma di Lareh Aia Nagari Lubuak Jantan Kecamatan Lintau Buo Utara. Dari sanalah Radio YBJ-6 kembali mengudara yang membuktikan Indonesia masih ada.
Terakhir Bupati Eka Putra menyebutkan bahwa Tanah Datar memiliki historis yang harus dijaga disamping kekayaan budaya maupun seni yang bisa dikemas untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Tanah Datar. M.Dt
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.