PADANG PANJANG — Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc memuji langkah Pemko Padang Panjang dalam menekan penyebaran Covid-19. Berbasis kaum pasukuan adat, di kota ini didirikan Rumah Kesehatan Covid-19 sebagai rumah isolasi mandiri.
Sebanyak ampek suku anam tumpuak (empat suku enam tumpuk-red) Kenagarian Gunung yang ada di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang Timur, telah dan tengah menyiapkan lima rumah kaum untuk keperluan isolasi mandiri itu. Suku-suku itu, terdiri dari Suku Pisang, Jambak, Koto dan Sikumbang dengan tumpuak Sikumbang Ilia, Sikumbang Mudiak, Sikumbang Tigo Niniak, Koto Baranam dan Koto Paruik.
Dalam peninjauannya ke Padang Panjang, Jumat (25/6), didampingi Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano, Dokter Andani melihat langsung fasilitas yang tersedia di Rumah Isolasi Kaum M. Datuak Lelo Angso Suku Sikumbang Tigo Niniak, Kaum D. Datuak Banso Rajo Suku Pisang, dan Kaum D. Datuak Simarajo Suku Pisang. Sementara Rumah Kesehatan Kelurahan Tangguh Covid-19 sudah pernah ditinjaunya pada 3 Juni lalu.
Menurut Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) itu, Rumah Isolasi berbasis kaum ini sangat menarik.
“Ada pemberdayaan kaum. Bila ada anak kemenakan yang positif, ada tempat isolasinya. Kekerabatan kaum di Sumbar sangat kuat. Diharapkan, ini menjadi hal baru dan bagus, karena para datuk atau pemuka adat akan menjadi sangat perhatian untuk masalah itu,” ujarnya.
Andani berharap Rumah Isolasi berbasis kaum ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. “Jangan sekadar ada, tapi tidak digunakan. Ini mencegah kita jangan terlalu banyak isolasi mandiri di rumah-rumah. Filosofi yang paling penting, menanamkan kepada masyarakat bahwa Covid-19 itu ada dan diselesaikan secara gotong royong,” tuturnya.
Sebelumnya, seusai Shalat Jumat di Masjid Nurul Huda Ganting, Andani menyempatkan diri memberikan penyuluhan pentingnya protokol kesehatan. Andani mengingatkan masyarakat agar jangan sampai terjadi ledakan kedua pandemi Covid-19, karena saat ini masyarakat yang terpapar Covid -19 di Sumbar sudah mencapai lebih 300 orang per harinya.
“Angka positif kita telah 19 persen. Artinya dalam 100 orang, terdapat 19 orang yang terpapar Covid-19,” ungkapnya.
Dikatakannya lagi, pandemi Covid-19 bisa berakhir bila masyarakat sadar dan paham pentingnya protokol kesehatan. “Masker adalah salah satu upaya mengendalikan Covid-19,” katanya.
Turut hadir dalam peninjauan Dokter Andani, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sumbar, Drs. H. Syafrizal Ucok, MM, Sekdako, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, asisten, kepala OPD terkait, direktur RSUD, camat, lurah dan tokoh masyarakat. (*)