PURWOKERTO – Impian Futsal Sumbar untuk memiliki klub yang berlaga di Liga Futsal Profesional Indonesia, kembali kandas. Tuah Sakato, yang menjadi harapan lolos ke Liga Pro tahun 2019 ini, kalah di babak 8 besar Liga Futsal Nusantara (LFN) 2019 dari AXM manado, Jumat (20/9) di GOR Sasana Krida Purwokerto, Jawa Tengah.
Tuah Sakato yang bermaterikan pemain Pra PON Sumbar 2020, kalah 4-9 dari wakil Sulawesi Utara itu. Tentunya kekalahan yang cukup menyakitkan, karena dari tiga kali lolos ke 8 besar, tak ada satupun wakil Sumbar yang tembus ke Liga Pro di fase mematikan yang memakai sistim gugur itu.
Dimulai tahun 2015, PSR FC Padang kandas oleh wakil Papua Black Steel FC. Tahun berikutnya, Rafhely FC juga lolos ke 8 besar di GOR Jatinangor Sumedang. Tapi Efrinaldi dkk juga kandas, kali ini oleh Planet Futsal Yogyakarta.
Sekarang, usaha ketiga dari Tuah Sakato juga menuai hasil minor. Ini juga menyakitkan, karena tim asuhan Qusmaini Noor Rusli ini tak pernah kalah sejak tingkat LFN Provinsi, sampai babak regional Sumatra. 13 laga disapu bersih dengan kemenangan. Sayangnya, catatan bagus itu terhenti di laga terakhir yang menentukan lolos tidaknya ke Liga Pro.
“Tentu saja menyedihkan, karena melihat perjalanan tim ini sejak tingkat Provinsi. Tapi kita tak boleh berhenti atau larut dalam kegagalan ini, karena ada target lebih besar yang dibebankan pada tim ini,” ucap manejr tim Yosrizal, usai laga.
Menurut Yosrizal, Tim Tuah Sakato ini intinya adalah tim satelit Pra PON Sumbar, dimana pemainnya 100 persen adalah pemain Pra PON.
“Kita sengaja menyatukan mereka dalam sebuah klub untuk bisa berkompetisi di sebuah iven yang kompetitif,” katanya.
Tujuannya jelas, tim ini butuh iklim kompetisi, tekanan yang tinggi untuk menempa mental dan teknis mereka di lapangan. Hal itu tentunya bisa didapatkan dalam sebuah kompetisi yang ketat. Itu perlu kita lakukan, karena target utama kita adalah Sumbar lolos PON 2020 di Papua,” lanjut Yosrizal.
Karena itu, Yosrizal menghimbau agar para pemain tak terlalu meratapi kegagalan lolos ke Liga Pro. Karena tim ini harus segera bangkit mempersiapkan diri menatap Pra PON yang rencananya akan digulir November mendatang.
Meski begitu, evaluasi akan tetap dilakukan pasca gagal lolos ke Liga Pro, mulai dari unsur pelatih, pemain, dan perangkat tim lainnya.
“Banyak PR di depan kita, tapi setidaknya kita makin sadar bahwa peta persaingan futsal di Tanah Air semakin ketat dan merata. Tantangan untuk kita mempersiapkan tim Pra PON lebih optimal lagi,” tutup Yosrizal.