Oleh : Nofrialdi Nofi Sastera (Wartawan Utama)
Hari ini bisa dipastikan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Barat akan memiliki Ketua Umum yang baru. Karena hari ini pula Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musyprovlub) digelar di salah satu hotel berbintang di Padang. Musyprovlub itu digelar karena telah dicabutnya SK Perpanjangan pengurus KONI Sumbar yang lama sejak 20 April lalu dan ditunjuknya Caretaker Ketua KONI Sumatera Barat sesuai SK dari Ketua Umum KONI Pusat.
Dari penjaringan dan penyaringan yang telah dilakukan beberapa hari terakhir oleh Tim Penjaringan yang dibentuk Caretaker KONI Sumbar, mengerucut dua nama muncul menjadi Calon Ketua Umum. Keduanya adalah H. Agus Suardi Bin alias Abien mantan penjaga gawang PSP Padang yang terakhir Ketua KONI Padang selama 7 tahun (dua periode berjalan). Lalu Mayjen TNI (Purn) Amril Amin Ketua Pengprov Perkemi (kempo) Sumbar yang mantan Pangdam Wirabuana.
Siapa pun yang akan terpilih nanti, termasuk apakah pemilihan akan berlangsung secara aklamasi atau pemilihan langsung, tidak bisa tidak, keduanya adalah yang terbaik sekarang ini yang pantas untuk memimpin KONI Sumatera Barat. Terbukti setelah diadakan sosialisasi dan penjaringan, hanya dua nama ini yang muncul ke permukaan. Karena itu siapa pun yang akan dipilih dan terpilih, hanya satu dari dua nama di atas lah pilihannya.
Saya memang tidak bermaksud untuk membahas siapa yang akan terpilih. Tapi saya lebih suka berbagi tentang apa-apa yang akan dilakukan setelah Ketua Umum yang baru terpilih. Jujur, saya memang cenderung mengatakan, tugas berat sudah menunggu Ketua Umum yang baru. Siapa pun itu orangnya.
Yang pasti, Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX yang akan berlangsung (resminya tanggal 2-15 Oktober) adalah beban pertama dan beban terberat yang sudah harus dipikul. Waktu tersisa yang hanya lima bulan menuju iven olahraga nasional itu (karena beberapa cabang ada yang sudah dipertandingkan pada bulan September) otomatis memaksa Ketua Umum yang baru untuk harus fokus mempersiapkan segala sesuatunya.
Benar bahwa 186 atlet yang kini melaksanakan Pemusatan Latihan Provinsi (Pelatprov) adalah jawaban untuk persiapan secara kontingan atau orangnya. Tapi itu tentu tidak bisa selesai sampai di situ saja. Saya melihat, untuk menghadapi iven yang berat seperti di Papua (seperti info yang kita dengar dan baca di berbagai media), Ketua Umum KONI Sumbar yang baru pasti dan harus memiliki trik dan seni memimpin yang hebat dan jitu. Bagaimana memberi ketenangan pikiran dan terhindar dari rasa was-was baik dalam soal keamanan maupun penyakit menular seperti malaria dan lain-lain, adalah sesuatu yang sudah harus dipersiapkan
Lalu, target 16 emas yang sudah dicanangkan walaupun oleh pengurus lama namun kemaren sore kembali didengungkan Gubernur Sumbar H. Mahyeldi Ansharullah saat meninjau Pelatprov, adalah inti sebenarnya dari tugas berat dimaksud. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, target 16 medali emas di atas otomatis sudah menjadi tanggung jawab Ketua KONI Sumbar yang baru.
Banyak yang optimis, tak sedikit yang pesimis, namun menurut saya, target 16 emas adalah realistis. Ketika di PON XIX Jawa Barat lalu Sumbar berada di peringkat 11 dengan perolehan 14 emas, rasanya wajar kalau di PON XX tahun ini Sumbar mentarrgetkan 16 emas, tentunya kalau bisa peringkat Sumbar naik ke 10 Besar. Memang tidak gampang, tapi juga bukanlah sesuatu yang terlalu sulit berlebihan. Banyak sudah contoh yang kita lihat.
Sebagai orang bola, contohnya PSP Padang yang hanya dengan dana pas-pasan tapi karena semangat dan daya juang atlet tetap terjaga baik, maka beberapa timnya sukses mengejar target. Tapi ada pula tim yang punya dana banyak, tapi karena ketidak-mampuan membangkitkan daya juang dan semangat atlet, akhirnya mereka gagal. Ingat kasus beberapa kali gagalnya Pelita Jaya menjadi juara.
Untuk itu makanya, siapa pun Ketua KONI yang terpilih nanti, dipastikan sudah harus mempersiapkan berbagai hal, baik itu trik, seni memimpin dan aneka kiat untuk mencapai target 16 medali emas. Apalagi dengan perhatian besar Gubernur Sumbar saat ini, saya rasa adalah naïf kalau Sumbar tidak mampu mencapai target 16 emas tersebut.
Apalagi periode kepemimpinan duet Mahyeldi-Audy yang hanya sampai tahun 2024, yang otomatis menyiratkan bahwa PON XX di Papua ini adalah PON pertama dan terakhir di periode pertama kepemimpinan dua tokoh itu. Sebab PON XXI yang direncanakan berlangsung di Aceh-Sumut, diperkirakan belum pasti berlangsung tahun 2024. Ada kemungkin PON dimaksud diundur menjadi tahun 2025, apalagi jika mengingat rentang waktu pelaksanaan PON yang biasanya digelar sekali empat tahun.
Sejujurnya, tulisan ini hanya terbayang dan saya tulis Minggu pagi (9/5) sebelum Musyorprovlub digelar. Sebagaimana dibaca di atas, inti tulisan ini memang hanya mengingatkan kepada siapa pun yang terpilih nanti menjadi Ketua Umum KONI Sumatera Barat periode 2021-2025. Bahwa ia sudah harus siap menyandang beban berat yaitu sukses prestasi di PON XX-Papua.
Dan target 16 emas sebagaimana yang sudah dicanangkan, itu adalah harga mati yang harus dicapai nantinya. Itu saja. Terimakasih.