Surabaya, majalahintrust.com – Seperti tak bosan-bosannya menerima penghargaan, tiba-tiba Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah kembali menerima penghargaan sebagai Gubernur Penggerak Pengelolaan Sampah Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Mahyeldi mendapatkan penghargaan itu karena komitmennya dalam upaya mengurangi sampah plastik di laut.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Gubernur Mahyeldi dari Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat acara puncak apresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jumat (10/11/2023).
Lalu komitmen dalam bentuk apa yang sudah dilakukan Mahyeldi sehingga ia berhak mendapatkan penghargaan itu? Apa benar Mahyeldi sudah banyak berbuat untuk menjaga kelestarian laut dan berusaha membuat laut jauh lebih bersih dan terbebas sampah?
“Alhamdulillah. Ini kerja bersama. Komitmen dan keseriusan pemerintah provinsi, masyarakat, serta sejumlah lembaga dan perusahaan di Sumbar dalam menjaga kebersihan di laut dari sampah-sampah plastik, tak pernah surut. Sebab, dampak negatif sampah laut sangat nyata bagi potensi perikanan serta kehidupan para nelayanan kita. Terlebih, perairan nergara kita termasuk yang banyak sampah plastiknya,” terang Gubernur Mahyeldi
Itu pulalah yang membuat Mahyeldi berusaha keras mencarikan berbagai cara, inovasi dan solusi agar bagaimana laut yang menyimpan banyak potensi dan nilai lebih harus bersih dan terbebas dari sampah. Berat tentu saja. Apalagi geografis Sumatera Barat menyiratkan potensi laut cukup besar dan hampir 35 persen dari keseluruhan wilayah Sumatera Barat.
Untuk itu menurutnya, melalui program Bulan Cinta Laut yang digagas Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, kepedulian seluruh lapisan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan laut diusahakannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Gubernur sendiri bersama dinas terkait telah mengadopsi serta mengembangkan program tersebut di Sumatera Barat.
Salah satu yang fenomenal dan membanggakan adalah menyiapkan hadiah umrah bagi nelayan Kota Padang, yang berhasil mengumpulkan sampah plastik di laut terbanyak hingga akhir tahun 2023.
“Pelaksanaan program aksi bersih sampah di laut di Sumbar memang kita modifikasi. Kami sudah sampaikan kepada nelayan di Kota Padang bahwa nanti yang paling banyak mengumpulkan sampah pada akhir tahun, akan kita berangkatkan umrah ke Tanah Suci,” ucap Gubernur lagi.
Meski mungkin ada yang beranggapan, pemberian hadiah ini terasa nyeleneh (ngumpul sampah dapat hadiah umrah), namun tak dinyana, justru inilah yang memicu masyarakat termotivasi untuk memungut sampah di sepanjang perairan Sumatera Barat. Bayangkan, bisa pergi umrah karena hanya memungut sampah, jelas merupakan sesuatu yang sangat tak terduga. Apalagi soal hadiah umrah yang merupkan idaman masyarakat Sumatera Barat yang umumnya beragama Islam. Ini ternyata telah memicu niat dan tekad masyarakat untuk mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya.
Hal itulah yang membuat Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono turut mengapresiasi pada Kepala Daerah dan nelayan yang telah menunjukkan kepedulian dan bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan program Bulan Cinta Laut di daerah masing-masing. Program yang telah dimulai sejak Juli 2023 di 18 kawasan yang tersebar di 18 provinsi, telah mengumpulkan total sampah plastik mencapai 820 ton. Sebuah angka yang tak sedikit jumlahnya.
“Angka ini akan terus bertambah dan kita harapkan pada pelaksanaan program tahun depan, angka ini bisa lebih banyak lagi,” ucap Menteri Sakti.
Keberadaan sampah di laut Indonesia, sambung Menteri Sakti, memang turut dipengaruhi oleh posisi geografis Indonesia yang berada dekat Samudera Pasifik. Sehingga, Indonesia pada tahun 2020 berada di urutan ke-6 negara penghasil sampah terbanyak. Namun pada tahun 2021 Indonesia turun menjadi distributor sampah plastik laut terbanyak ke-5 di dunia.
“Ini tidak boleh lagi terjadi. Tahun ini merupakan tahun kedua program Bulan Cinta Laut. Melalui gerakan ini, penanganan sampah laut secara konsisten akan terus kita tingkatkan,” ucap Menteri Sakti Trenggono di akhir sambutannya.
Akan halnya Mahyeldi, meski pun ia bukan berasal dan tidak lahir dari daerah pinggir laut (Mahyeldi kelahiran Bukittinggi-Agam) namun justru menyadari arti pentingnya kebersihan lautan dan pinggir laut sebagai sesuatu yang mutlak untuk keberlangsungan kehidupan nelayan pada khususnya dan masyarakat penikmat hasil laut pada umumnya.
“Jujur, belum seberapa yang bisa kita buat. Kita akan terus berusaha untuk bagaimana laut menjadi bersih dan terbebas dari sampah. Tentunya tidak gampang karena ini tidak hanya membutuhkan police dari kita pemerintah. Tapi juga yang terpenting adalah kesadaran masyarakat di sepanjang pantai. Namun saya yakin, jika itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, hasilnya pasti akan lebih baik,” ujar Buya panggilan akrab Mahyeldi kepada majalahintrust.com
Selain itu semua, prinsip kerjasama dan kolaborasi untuk mengatasi masalah sampah di lautan ini tentu juga tak bisa diabaikan. Karena itu menurut Mahyeldi sangat penting untuk mengajak dan berkoordinasi dengan banyak pihak untuk mengatasi hal ini.
“Segala sesuatu bisa berhasil kita lakukan di Sumatera Barat tentu tak bisa sendirian kita kerjakan. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita bisa bekerjasama, berkolaborasi dan sama-sama mencarikan solusi dari apa yang menjadi permasalahan. In Shaa Allah ke depan kita berharap agar masalah sampah di sepanjang pantai ini akan kita tingkatkan lagi cara dan inovasinya. Sehingga apa yang menjadi harapan dari Menteri KKP Bapak Sakti Trenggono itu akan terwujud lebih baik lagi,” tambah Mahyeldi. Nofrialdi Nofi Sastera-adpsb-ADV
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.