Lakitan, Intrust — Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rudi Hariyansyah, S.Si menghadiri prosesi “balimau paga” yang diselenggarakan di Lapangan Sepakbola Kampung Padang Cupak, Kenagarian Lakitan Utara Jumat (1/4/2022).
Balimau paga yang sudah menjadi tradisi masyarakat setiap memasuki bulan suci Ramadhan dan memiliki makna tersirat, yakni mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Muslim.
“Kearifan lokal yang sudah membudaya secara turun temurun ini, harus tetap dipertahankan. Tradisi dengan berbagai keunikan itu, juga dapat dijadikan sebagai salah satu kekayaan adat dan budaya,” ujar Wabup Rudi Hariyansyah dalam sambutannya.
Di hadapan penghulu suku, para datuak, imam katik, bundo kanduang, suluah bendang dalam nagari, serta para anak kemenakan, dan urang sumando yang hadir dalam balimau paga itu, Wabup Rudi Hariyansyah mengatakan air limau yang terbuat dari bahan pengharum dari bunga-bungaan, seperti bunga rampai, kunango dan lainnya itu, diusapkan ke rambut atau kepala sebagai simbol pensucian diri. Secara bersamaan juga dilakukan salam-salaman sambil mengucapkan mohon maaf, agar dalam menjalankan ibadah puasa nanti, hati benar-benar bersih dan suci.
Ia mengharapkan tradisi balimau paga tersebut juga merupakan bagian motivasi hidup bernagari menurut langgam, atau adat istiadat yang dimiliki tidak hilang. Untuk itu, tetap dipertahankan sampai kapanpun.
“Walau secara lahir yang diusapkan dengan air limau itu rambut atau kepala, tapi secara batin adalah jiwa atau rohani. Sebab yang harus dibersihkan dari berbagai noda yang bisa menghambat dan merusak ibadah puasa itu adalah jiwa. Karena begitu dalamnya makna yang tersirat pada prosesi balimau paga ini, sehingga saya berharap ini bisa dipertahankan,” harapnya.
Seperti disampaikan Walinagri Lakitan Utara, Aprizal, melalui kegiatan itu, para anak kemenakan disemua kaum atau suku, menyediakan air limau untuk para ninik mamak pada kaum masing-masing secara bersamaan di lapangan sepakbola. ag
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.