Padang – Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Perekonomian) bersama Kementerian/Lembaga, asosiasi dan pelaku industri telah menyelenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di minggu-1 April 2021 dengan tema “Bersinergi dalam Akselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Indonesia”.
Seperti diketahui, FEKDI di Sumatera Barat digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat pada 5 April hingga 9 April 2021 dengan mengadakan nonton bersama dengan Pemda Se Sumbar, FORKOMPINDA Provinsi, Perbankan Kota Padang, Dinsos se-Sumbar, OPD dan asosiasi-asosiasi terkait menyaksikan gelaran peluncuran (launching), pameran (showcase), diskusi, wawasan pimpinan (leader’s insight), gelar wicara (talkshow), dan penandatanganan SK Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan pemberian penghargaan kepada stakeholders.
Pada puncak acara FEKDI di Sumatera Barat, tanggal 9 April 2021, menandai pencapaian terbentuknya 100% Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Sumatera Barat, atau berjumlah 20 TP2DD (1 Provinsi, 12 Kabupaten dan 7 Kota).
Kepala Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama menjelaskan, terbentuknya TP2DD Kabupaten/Kota diharapkan dapat mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) diseluruh wilayah Sumbar.
Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan transparansi transaksi keuangan daerah, mendukung tata kelola, dan mengintegrasikan sistem pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah.
Selain itu sebut Wahyu, juga mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital di masyarakat guna mewujudkan keuangan yang inklusif dan meningkatkan integrasi ekonomi dan keuangan digital khususnya di Ranah Minang.
Lebih lanjut Wahyu menyampaikan, QR CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS)
Bank Indonesia (BI) bersama Industri, khususnya Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), berkomitmen untuk terus mendorong perluasan penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan target 12 juta merchant di 2021, guna mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Hal ini juga sejalan dengan upaya BI mendukung program Pemerintah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (BWI).
Perluasan QRIS telah berlangsung di seluruh Indonesia dengan jumlah merchant yang terus meningkat, dari 1,7 juta merchant di 2019 menjadi 5,78 juta merchant di 2020 dan menembus 6 juta merchant di awal 2021. Sebanyak 85% diantaranya adalah UMKM yang tercatat telah menggunakan QRIS yang didukung infrastruktur dari 61 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) berizin.
Di Sumbar sendiri ulas Wahyu, pada posisi 23 April 2021 tercatat sebanyak 76.859 merchants yang telah menggunakan QRIS.
Pencapaian ini tak terlepas dari dukungan dan sinergi berbagai pihak, Pemerintah, Asosiasi, PJSP, otoritas terkait lainnya, dan masyarakat. Kolaborasi segitiga (triangle collaboration) yang semakin kuat antara BI, Pemerintah, dan Industri baik di tingkat pusat maupun daerah akan semakin mengakselerasi transformasi digital Indonesia.
Melihat laju akseptasi penggunaan QRIS yang terus meningkat, serta kolaborasi berbagai pihak, BI bersama industri bersinergi mendorong perluasan QRIS menuju 12 juta merchant di tahun 2021 ke berbagai komunitas.
Komitmen tersebut juga dilakukan melalui sejumlah langkah peningkatan/perluasan jaringan dan fasilitasi penggunaan QRIS melalui merchant serta terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan QRIS dan manfaatnya bagi masyarakat.
Wahyu juga mengucapkan, pada masa pandemi Covid-19 ini juga, telah dikembangkan QRIS Tanpa Tatap Muka (QRIS TTM). Masyarakat cukup meminta gambar QRIS dari merchant dan menyimpannya di galeri gawai.
Jika ingin bertransaksi, pengguna cukup membuka aplikasi pembayaran, memilih menu unggah dari galeri pada gawai, pilih gambar QRIS merchant, masukkan nominal dan pastikan nama pedagang telah sesuai, masukkan PIN, dan bayar. QRIS TTM dapat digunakan untuk menunjang pembelanjaan secara daring tanpa perlu bertatap muka.
QRIS juga telah diterapkan sebagai salah satu metode pembayaran di berbagai sektor, sehingga mendorong efisiensi perekonomian. Manfaat yang diperoleh tidak terbatas untuk transaksi perdagangan ritel di berbagai komunitas baik di pasar tradisional maupun modern dan universitas, namun QRIS juga digunakan untuk e-ticketing pariwisata, pendidikan, pesantren, transaportasi, parkir, e-retribusi Pemda, donasi sosial dan keagamaan.
Implementasi QRIS yang telah diterapkan di berbagai sektor untuk transaksi pembayaran telah memberikan manfaat guna mendorong efisiensi perekonomian, mempercepat keuangan inklusif, dan meningkatkan daya saing industri, termasuk memajukan UMKM.
“Ke depan, dukungan seluruh pihak termasuk masyarakat akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi nasional,”pingkasnya.(*)