Muaro Sijunjung, Intrust – Dampak stunting sangat luar biasa kepada generasi penerus yang merupakan calon para pemimpin yang saat ini mulai tumbuh. Tentu kita tidak menginginkan para generasi yang lemah, baik fisik maupun cara berfikirnya.
Data SSGI 2021, kita memiliki prevelensi 30,1 persen. Sedang target yang disampaikan presiden yakni 14 persen pada tahun 2024. Maka kita perlu melakukan penurunan stunting.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting saat membuka kegiatan Identifikasi Audit Kasus Stunting di Operation Room Kantor Bupati setempat, Rabu (21/9/2022).
Menurut Wabup Radi, dengan kegiatan ini mari kita ambil peran masing-masing karena langkah percepatan penurunan stunting sudah ada cara baku yang perlu kita laksanakan. Salah satunya demi optimalnya penurunan prevalensi stunting maka kita perlu mengidentifikasi dengan baik di lapangan, sehingga data yang didapatkan benar-benar kongkrit.
“Lakukan di bidang masing-masing, baik kesehatan, bidang sosial maupun bidang yang lainnya. Tidak akan sulit untuk audit stunting ini karena masyarakat kita sudah terstruktur dengan adanya porgram yang kita berikan,” tegas Wabup.
Salah satu mengenai pelaksanaan Identifikasi Audit Kasus Stunting adala kita sudah dimudahkan karena ia penerima salah satu program keluarga harapan (PKH). Dimana programnya mulai asupan gizi ibu hamil sampai balita, karena bantuan berupa uang tunai, maka ini perlu diperhatikan apa bantuan sudah tepat sasaran.
“Bagi masyarakat kita yang belum masuk PKH maupun data sosial lainnya bisa kita masukan ke program produktif dari Baznas,” jelas Wabup Iraddatillah.
“Dalam penanganan kasus stunting bisa juga melalui dinas pertanian yang didampingi oleh penyuluh pertanian. Karena setiap nagari mempunyai penyuluh, berikan program yang cepat menghasilkan sehingga terpenuhi gizi masyarakat,” pungkas Wabup Iraddatillah.
Kadis Dalduk & KB Roni Satria menyampaikan tujuan kegiatan Identifikasi Audit Kasus Stunting yakni untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting, agar tidak terjadi kasus yang serupa.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan sebanyak dua kali dalam satu tahun oleh tim percepatan penurunan srunting. Sementara output dari kegiatan ini tersedianya laporan audit kasus stunting tingkat kabupaten sijunjung untuk di tindaklanjuti.
Peserta kegiatan sebanyak 35 orang, yang terdiri dari tim pakar, kepala bidang OPD terkait, satgas stunting, kepala puskesmas serta koordinator PKB kecamatan se kabupaten sijunjung, tutup Roni.
Turut hadir dalam kegiatan Identifikasi Audit Kasus Stunting tersebut, Asissten I Aprizal, Kadis Kesehatan Drg. Ezwandra, Tim Pakar, dan undangan lainnya. Darwen
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.