Wakil Direktur I Revalin Herdianto Beserta Jajaran Takziah Kerumah Mahasiswa PNP Korban Erupsi Marapi
Padang, majalahintrust.com – Bencana erupsi Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB, menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar Politeknik Negeri Padang (PNP). Karena, dari 23 korban meninggal dunia, 8 orang di antaranya merupakan mahasiswa dari kampus Vokasi tersebut.
Sebagai bentuk rasa duka mendalam, Sabtu (9/12/2023), civitas akademika PNP mengunjungi rumah keluarga dari 8 mahasiswa PNP yang menjadi korban meninggal akibat peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi itu menelan 8 orang mahasiswa PNP sebagai korban meninggal dunia.
Salah satu keluarga korban yang dikunjungi adalah keluarga almarhum Irfandi Putra yang tinggal di Jorong Talang Timur, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar. Almarhum sendiri, merupakan mahasiswa semester III Jurusan Teknik Sipil Program Studi D-IV Perancangan Jalan Jembatan.
Dalam kunjungan takziah yang dipimpin Wakil Direktur I Bidang Akademik PNP Revalin Herdianto, terlihat di rumah keluarga almarhum Irfandi Putra masih suasana berduka. Barisan kursi plastik dan kursi busa masih tersusun rapi di halaman rumah. Begitu juga dengan tikar permadani yang masih terbentang di ruang tengah rumah bercat putih tersebut.
“Silahkan masuk bapak-ibuk,” kata Apria Nelti, adik ibu kandung almarhum Irfandi Putra mempersilahkan rombongan PNP masuk ke dalam rumah duka. Dan, dalam rombongan itu, juga tampak hadir Ketua Jurusan Teknik Sipil Satwarnirat, Ketua Jurusan Teknik Elekro Rikki Vitria, Kepala Labor dan Pembina HIMA Teknik Sipil Effendi Rasyid, Kabag Umum Yuhetmi Nova dan Pengurus BEM PNP.
Di dalam rumah duka, Elma Gusti, ibu kandung almarhum tampak terisak menerima kunjungan PNP. Sesekali, wanita paruh baya itu menyeka bulir bening air matanya yang tumpah membasahi kedua pipinya ketika mendengar ucapan belasungkawa yang disampaikan Revalin Herdianto, kepada keluarga besar almarhum Irfandi Putra.
Sedangkan sang ayah bernama Zulfa Isra, menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih atas kepedulian keluarga besar PNP yang telah datang melayat ke rumah duka. “Terima kasih kepada keluarga besar PNP. Saya mewakili keluarga, juga minta maaf kalau selama kuliah anak saya pernah buat salah,” katanya.
Dia pun juga menyampaikan bahwa almarhum merupakan ank pertama dari dua bersaudara. Semasa hidup, almarhum sangat dekat dengannya. “Selama kuliah di Padang, almarhum kalau mau pergi kemana, dia selalu telephon saya dan minta izin. Sebagai ayah, saya selalu menuruti keinginannya, termasuk mau mendaki gunung, juga saya izinkan,” ujarnya.
Kemudian, ketika ditanya apakah ada firasat yang kurang baik jelang berpulangnya almarhum akibat erupsi Gunung Marapi, Zulfa mengaku tidak ada. Namun, seminggu sebelum kejadian, almarhum pulang ke rumah dan kembali meminta izin untuk mendaki Gunung Marapi. Setelah itu, almarhum balik ke Kota Padang dan membawa celana, baju, ransel, dan ikat pinggang.
“Baju sama celana dan ransel, termasuk ikat pinggang itu saya yang punya. Makanya, ketika viral video korban erupsi Gunung Marapi melalui medsos, saya langsung terkejut begitu melihat ada korban tertelungkup yang masih menyandang ransel dan terlihat ikat pinggangnya. Karena itu anak saya,” ucap Zulfa.
Semetara itu, Apria Nelti menambahkan bahwa dimata keluarga, almarhum Irfandi Putra merupakan anak yang mudah bergaul dengan siapa saja. Selain dekat dengan ayah dan ibunya, almarhum merupakan anak yang rajin dan patuh kepada kedua orangtuanya.
Terkait mendaki Gunung Marapi, Apria Nelti menyebut bahwa pendakian tersebut, merupakan kali kedua dan terakhir yang didaki oleh almarhum. “Kalau tidak salah, gunung pertama yang didaki almarhum itu Gunung Talang,” katanya sembari menyebut bahwa almarhum dimakamkan Rabu kemarin setelah berhasi dievakuasi pada Selasa kemarin oleh tim SAR gabungan dari Gunung Marapi.
Selain melayat ke rumah duka almarhum Irfandi Putra, rombongan PNP juga menyerahkan uang duka dari civitas akademika kampus PNP, termasuk asuransi dari Jasa Raharja Putra. Uang duka dan asuransi itu diserahkan oleh Ketua Jurusan Teknik Sipil PNP Satwarnirat, kepada ibu kandung almarhum dan disaksikan sejumlah keluarga almarhum.
Wakil Direktur I Bidang Akademik PNP Revalin Herdianto berharap kunjungan takziah ke rumah duka korban erupsi Gunung Marapi dapat menghibur keluarga yang ditinggalkan almarhum. “Kunjungan kami ke rumah almarhum sebagai bentuk rasa duka. Kami berharap kedatangan kami ini bisa menghibur keluarga korban,” katanya.
Selain ke rumah keluarga almarhum Irfandi Putra, Revalin menyampaikan bahwa PNP juga bertakziah ke rumah 7 mahasiswa PNP lainnya yang turut menjadi korban erupsi Gunung Marapi. Takziah dilakukan sejak Kamis (7/12/2023) kemarin. “Selain takziah, kami juga memberikan trauma healing kepada mahasiswa PNP yang selamat dari peristiwa erupsi tersebut,” pungkas Revalin.
Seperti diketahui bahwa Gunung Marapi yang secara administrasi berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023) tepat pukul 14.54 WIB. Akibat erupsi tersebut, 23 orang dari 75 pendaki meninggal dunia dan 12 lainnya mengalami luka-luka.
Dari jumlah korban meninggal dunia, 8 orang korban di antaranya merupakan mahasiswa PNP yang berasal dari Program Studi D-III Teknik Sipil dan Ptogram Studi D-IV Perancangan Jalan dan Jembatan. Berikut nama-nama mahasiswa PNP yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meninggal dunia:
Progran Studi Perancangan Jalan dan Jembatan.
1. Muhammad Alpikri
2. Muhammad Teguh Amanda
3. Irfandi Putra
4. Wahlul Alde Putra
5. Filhan Alfiqh Faizin
6. Zikri Habibi
Program Studi Teknik Sipil
7. Aditya Prasetio
8. Yasirli Amri
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.