PADANG – Wabah COVID-19 yang melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, membuat pelaku UMKM dituntut untuk melakukan berbagai inovasi agar terus bertahan di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
Salah satu pelaku UMKM yang telah berinovasi agar tetap survive di tengah pandemi COVID-19 ini adalah Rosmawarty. Pemilik Dapur Yonica yang beralamat di Perumahan Cendana Mata Air Tahap 4, Blok D, No 1, Kota Padang itu, baru-baru ini meluncurkan produk terbarunya dengan nama Rice Bowl.
“Produk Rice Bowl itu sudah mulai saya pasarkan sejak Selasa (22/9/2020) melalui medsos dan gofood. Alhamdulillah sudah mulai laku. Dalam sehari, bisa terjual lebih dari 20 bowl. Hasil jualan Rice Bowl ini bisa menambah pendapatan keluarga di tengah pandemi saat ini,” kata Rosmawarty, Selasa (29/9/2020).
Rice Bowl buatan Dapur Yonica yang merupakan UMKM binaan Corporate Social Responsibility (CSR) Semen Padang itu, memiliki lima varian dengan bahan dasar nasi dan ikan tuna. Kelima varian itu adalah Tuna Rendang, Tuna Katsi Teriyaki, Tuna Katsu Rica, Tuna Katsu Sambal Matah dan Tuna Lado Hijau. Untuk satu bowl dijual dengan harga Rp13 ribu.
Rosmawarty menyebut bahwa dirinya terpikir untuk memproduksi Rice Bowl, karena selama ini keluarganya sering membeli Rice Bowl, dan Rice Bowl sendiri menurutnya, merupakan kebutuhan pokok dan pada pandemi saat ini, masyarakat tentu lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan kebutuhan yang lain.
“Saat ini Rice Bowl sudah menjadi makanan kekinian masyarakat perkotaan dan rasanya begitu menggugah selera. Makanya dalam kondisi pandemi saat ini, saya pun memproduksi Rice Bowl sebagai produk andalan Dapur Yonica, terutama dalam kondisi pandemi ini. Rice Bowl yang saya produksi dengan ikan tuna sebagai lauknya,” ujar Rosmawarty.
Sebelum memproduksi Rice Bowl, Rosmawarty mengaku bahwa dirinya sempat mengalami kesulitan dalam mempertahankan Dapur Yonica, terutama sejak wabah COVID-19 mulai menular di Kota Padang. Bahkan, sejumlah aneka rendang yang menjadi produk andalan Dapur Yonica, sudah tidak laku lagi di pasaran.
“Selama ini, rendang Dapur Yonica saya jual ke beberapa gerai oleh-oleh di Kota Padang dan pada umumnya rendang itu dibeli oleh wisatawan yang datang ke Kota Padang. Tapi karena dampak pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan, sehingga penjualan rendang menurun. Bahkan mencapai 75 persen,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar Dapur Yonica tidak bangkrut, berbagai upaya dilakukan okeh Rosmawarty. Pada bulan Ramadan lalu, Ia pun memproduksi Pempek Palembang dengan nama Pempek Cik Unik untuk dijual sebagai menu berbuka puasa. Untuk pemasarannya, Ia pun bekerjasama dengan manajemen salah satu hotel berbintang di Padang.
“Alhamdulillah, dalam sehari bisa jual beli dari Rp750 ribu sampai Rp1,2 juta. Pempek Cik Unik saya jual di depan salah satu hotel di Padang dan saya pun bekerjasama dengan pihak hotel. Jualan Pempek Cik Unik itu hanya musiman. Setelah bulan Ramadan gak jual Pempek lagi,” tuturnya.
Setelah Ramadan hingga kini, kata Rosmawarty melanjutkan, Dapur Yonica di samping memproduksi Rice Bowl Ikan Tuna, juga tetap memproduksi aneka jenis rendang, namun rendang yang diproduksi hanya sesuai pesanan. “Kalau ada pesanan, baru kita produksi. Kalau untuk mengisi gerai oleh-oleh, untuk sementara dihentikan dulu,” katanya.
Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang, sebutnya, juga telah berupaya membangkitkan pelaku UMKM di tengah pandemi saat ini melalui berbagai bantuan. Baru-baru ini bantuan yang Ia dapat, adalah daging sapi seberat 36 Kg.
Di suatu sisi, sebagai UMKM yang bergerak di usaha masakan rendang, bantuan daging sapi itu tentu sangat membantu sekali. Namun persoalannya, adalah pemasaran rendang. “Awal dapat bantuan daging, saya sempat bingung mau diapain daging ini, sementara saya kesulitan untuk menjual rendang,” ujarnya.
Kemudian, sambung Rosmawarty, ia pun mencoba untuk membuat promo berupa free ongkir untuk pemesanan melalui online. Kemudian, promo tersebut Ia promosikan ke medsos.
“Rupanya, banyak yang pesan rendang dan pada umumnya pesanan itu dari Jakarta. Alhamdulillah, daging bantuan pemerintah itu akhirnya bisa saya olah menjadi rendang untuk dijual,” imbuhnya.
Binaan CSR Semen Padang
Rosmawarty berterimakasih kepada CSR PT Semen Padang yang selama ini telah ikut mendukung kemajuan usahanya melalui pemberian bantuan pinjaman modal usaha, termasuk pembinaan berupa pelatihan manajemen usaha, dan diikut sertakan ke berbagai pameran di berbagai kota. Di antaranya, Batam dan Jakarta.
“Saya jadi binaan CSR PT Semen Padang sejak 2016 dan melalui pembinaan dan promosi ke berbagai acara pameran tersebut, randang Dapur Yonica mulai memasuki pasar nasional, terutama di Jakarta dan Batam. Alhamdulillah, pelanggan di luar Sumbar sampai saat ini masih setia dengan rendang Dapur Yonica,” pungkasnya.(*)