Padang – Ketua Umum KONI Provinsi Sumatera Barat Syaiful, SH, M.Hum bersama sejumlah pengurus, Sabtu malam (21/11) melakukan takziah ke rumah Almarhum Mukhtar Anwar yang berpulang Senin (16/11) lalu. Kedatangan Syaiful dan rombongan diterima oleh Elsa Madona isteri Almarhum bersama sejumlah keluarga isteri Mukhtar Anwar.
“Dari lubuk hati yang paling dalam, Kami mewakili semua pengurus KONI Sumatera Barat memohon maaf kepada Almarhum bila ada salah Kami selama bergaul dengan Almarhum. Sebaliknya, Kami juga telah memaafkan jika ada Saudara Mukhtar khilaf dan salah dalam pergaulan selama ini,” ujar Syaiful.
Menurut Syaiful, dirinya secara pribadi baru bisa berkunjung ke rumah duka pada Sabtu malam ini karena pada saat Mukhtar berpulang, ia sedang berada di Jakarta bersama Reri L Tanjung pengurus lainnya. Empat orang pengurus lain juga tidak bisa hadir di rumah duka maupun di pemakaman Mukhtar karena juga sedang berada di kantor PB. PODSI di Jakarta. Namun sesuai laporan yang ia dapat, sejumlah pengurus lain, memang telah sempat hadir di rumah duka pada hari Senin sore itu maupun di pemakaman pada hari Selasa pagi (17/11).
“Jujur, baru hari ini Kami memberanikan diri untuk berkunjung sembari melaksanakan takziah ke rumah duka. Sebab sesuai kondisi pandemic covid 19 sekarang ini, Kami khawatir kalau begitu sampai di Padang langsung berkunjung ke rumah duka. Bagaimana pun Jakarta masih zona merah. Itu sebabnya setelah merasa kondisi tubuh Kami aman, baru Kami memutuskan untuk datang ke rumah duka,” tambah Syaiful.
Menanggapi hal tersebut, Alfina Fahmi Etek Elsa mengucapkan terimakasih banyak atas kehadiran Ketua Umum KONI Sumbar ke rumah duka. Ia juga memohon maaf kepada seluruh pengurus KONI Sumbar, jika menantunya ada salah dalam pergaulan selama ini sebagai pengurus KONI Sumbar. Sebaliknya permohonan maaf dari pengurus KONI, sebelumnya sudah lebih dahulu dimaafkan.
“Kehadiran Pak Ketua bersama rombongan malam ini pasti sangat berarti bagi Kami. Sama halnya dengan ramainya orang yang berkunjung pada saat kematian dan penguburannya, di situ Kami tahu bahwa menantu Kami ternyata orang yang punya banyak pergaulan. Bahwa mungkin anak Kami Elsa masih belum siap menerima kepergian suaminya, menurut Kami mungkin wajar. Tapi dengan kehadiran Pak Ketua bersama rombongan jelas membuat Kami bangga bahwa menantu Kami punya kawan yang banyak sebagai pengurus KONI,” ujar Fina yang ternyata juga pernah sama-sama menjadi pramuka bersama Syaiful saat kuliah di Universitas Eka Sakti dulu.
Acara takziah Sabtu malam itu diakhiri dengan penyampaikan tausyiah singkat oleh Ustad Thaheransyah S.Sos.I, MA. Menurut Ustad muda ini sebaik-baiknya umat dalam menerima cobaan ini adalah dengan sabar dan tawakal bahwa semua ini memang sudah kehendak Allah. Karena pada hakekatnya, kita semua punya status yang sama yakni Simatupang singkatan dari Siang Malam Tunggu Panggilan.
Ditambahkan Ustad Thaheransyah, pada prinsipnya, kematian adalah hal yang pasti akan sama-sama dialami oleh setiap manusia. Perbedaannya hanya terletak pada siapa duluan dan siapa yang kemudian. Sesayang-sayangnya kita kepada Almarhum, Allah mungkin jauh lebih sayang kepadanya. Sama dengan Nabi Muhammad yang merupakan manusia yang paling dicintai oleh Allah, Beliau juga sudah dipanggil oleh Allah pada usia 63 tahun.
“Kalau seorang Nabi yang jelas-jelas manusia paling dicintai oleh Allah harus mati juga, tentu saja tak ada alas an bagi kita untuk menolak kematian terhadap orang yang mungkin hanya dicintai oleh segelintir manusia saja. Justru karena itu mungkin kita perlu bersyukur dengan adanya kematian ini. Bahwa dengan dipanggilnya Almarhum oleh Allah, itu jelas menunjukkan bahwa Allah sayang kepadanya. Sebab kalau masih dibiarkan hidup, bukan tak mungkin akan banyak lagi dosa yang bisa saja dikerjakan oleh Almarhum,” tegas Thaheransyah. (ns)