Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung pengembangan infrastruktur kawasan pariwisata, dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pada akhir Desember 2020 ditargetkan infrastruktur kawasan pariwisata rampung, yakni revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
“Dalam tatanan normal baru (new normal) akibat Pandemi COVID-19, Pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Untuk pekerjaan revitalisasi kawasan SRG sebut Basuki, terdiri dari perbaikan rumah gadang yang merupakan Kawasan Cagar Budaya rumah adat khas Minang dan merupakan tindak lanjut pencanangan oleh Presiden Joko Widodo saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional di Kota Padang pada Februari tahun 2018 lalu.
Basuki mengatakan, penataan kawasan pusaka SRG intinya adalah pemugaran rumah gadang dengan melibatkan tukang-tukang tuo yang memiliki keahlian dalam membangun serta membuat ornamen bangunan, seperti ukir-ukiran.
Keahlian ini perlu terus dipelihara, sehingga kegiatan pemugaran ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat setempat dalam memelihara tradisi dan keahlian yang unik ini.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat, Ditjen Cipta Karya sudah memprogramkan revitalisasi kawasan tersebut.
Dari total rencana 33 Rumah Gadang yang akan dipugar, sejak 2019 hingga saat ini, 28 Rumah Gadang telah dikerjakan dengan progres 80%. Pekerjaan revitalisasi ini ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020 dengan anggaran APBN TA 2019-2020 sebesar Rp 69,7 miliar.
Kepala BPPW Sumbar Syafriyanti mengatakan, revitalisasi Kawasan SRG ini meliputi pemugaran rumah gadang, pembangunan menara songket, bangunan pusat informasi dan kios souvenir, panggung dan ruang terbuka hijau serta pekerjaan mechanical, electrical, and plumbing (MEP) kawasan.
Ia menjelaskan, Kawasan SRG dengan luas 26,3 hektare memiliki aset budaya luar biasa. Kawasan itu terdiri dari ratusan benda cagar budaya yakni Rumah Gadang, Masjid, Surau dan nakam. Posisinya berkelompok dimana sebagian di antaranya sudah berumur ratusan tahun. (*)