PADANG – Setelah melakukan launching vaksinasi COVID-19 pada 18 Januari lalu, Semen Padang Hospital (SPH) mengungkapkan sampai saat ini telah melakukan vaksinasi pada 85 persen tenaga kesehatan (nakes) yang ada di rumah sakit tersebut.
Hal itu diungkapkan Direktur SPH melalui Kasi Pelayanan Medis, dr Suci Firman. Ia menjelaskan, sampai saat ini, kegiatan vaksinasi tersebut masih terus berjalan dan pihak SPH menargetkan untuk menyelesaikannya pada akhir Februari ini.
“Ada sebanyak 557 nakes yang berada di lingkungan SPH yang menjadi sasaran vaksinasi ini,” katanya.
Ia mengungkapkan, jumlah tersebut ditargetkan dapat diberikan pada gelombang pertama ini sesuai arahan pemerintah. Total 557 sasaran di antaranya meliputi petugas medis dan penunjang medis. Karena mereka merupakan orang yang berhubungan dengan pelayanan publik. Terutama petugas medis yang langsung bersentuhan dengan pasien yang terinfeksi corona virus maupun pasien reguler (penyakit non-covid). Meski telah menggunakan APD lengkap, namun mereka adalah target utama untuk divaksin seluruhnya.
Dari nakes yang telah divaksin, lanjut Suci, tidak ada keluhan berarti yang mereka alami usai divaksin. Ia menjelaskan bahwa memang hanya ada keluhan dari mereka yang telah divaksin. Namun hal itu hanya seperti rasa sakit di bagian yang telah disuntik, pegal-pegal, lemas dan rasa kantuk tidak di jam biasa.
“Ada reaksi ringan dari yang dirasakan para nakes yang telah disuntik. Selain itu tidak ada keluhan lainnya,” ujarnya.
Guna menyelesaikan vaksinasi pada seluruh nakes di SPH, setiap minggu disiapkan sekitar 20 orang vaksinator yang siap untuk melayani nakes yang hendak melakukan vaksinasi. Pelayanan itu disediakan SPH pada Senin-Jumat di tempat yang telah disiapkan.
Sementara itu, untuk nakes yang telah divaksin, maka mereka akan mendapatkan vaksin kembali 2 minggu setelahnya. Hal itu sesuai dengan anjuran pemerintah untuk setiap orang yang telah disuntik vaksin.
“Proses penyuntikkan harus dilakukan dua kali pada setiap penerima agar dapat memastikan vaksin tersebut efektif dalam membentuk antibodi. Bisa dikatakan, suntikan pertama adalah untuk pengenalan vaksin dalam tubuh dan suntikan kedua pada 2 minggu setelahnya untuk peningkatan imun yang lebih maksimal terhadap COVID-19,” jelasnya.
Di sisi lain, ia mengungkapkan, untuk saat ini vaksinasi terhadap masyarakat belum ada informasi lebih lanjut. Karena vaksinasi memang ditargetkan dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama untuk seluruh nakes yang ada di seluruh Indonesia dan nanti ada informasi lainnya bagi siapa saja yang akan menerima vaksinnya.
“Kita tunggu arahan berikutnya dari pemerintah untuk jadwal vaksinasi gelombang berikutnya yang akan diperuntukkan bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut divaksin. Menurutnya vaksinasi adalah bentuk ikhtiar setiap orang dalam mencegah tertularnya COVID-19 pada dirinya.
“Sama seperti saat sakit, kita pergi berobat dan meminum obat. Nah vaksinasi ini juga bentuk usaha kita agar tidak tertular COVID-19. Jadi jangan takut divaksin ya,” tuturnya. (*)