Sudah satu tahun lebih Corona Virus Disease (Covid) 18 menyerang seluruh belahan bumi tak terkecuali Provinsi Bali, membuat masyarakat ngos – ngosan dalam mencukupi kebutuhan hidup mereka. Berbagai upaya dilakukan, agar asap dapur dapat mengepul juga.
Akan tetapi, terjangan virus yang berasal dari Wuhan Cina itu meluluhlantakkan semua sektor di sana. Sektor pariwisata dan perdagangan menjadi sektor paling babak belur dibuatnya. Hal ini berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang tak dapat terelakkan.
Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah pengangguran di daerah terkena dengan pariwisata ini pada Agustus 2020 sebanyak 144,5 ribu orang. Angka ini naik 267,8% dari Agustus 2019 yang jumlah penganggurannya sebanyak 39,3 ribu orang.
Beruntung, Program Padat Karya Tunai (PKT) yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di daerah berjuluk Pulau Dewata, menyelamatkan perekonomian masyarakat yang terdampak Pandemi Covid 19. Penyerapan tenaga kerja dari program ini pun cukup mengurangi angka pengangguran.
Dalam pandemi covid 19 ini, Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, mengutamakan pekerja yang terdampak covid 19 dan tidak mendapatkan pekerjaan.
BWS Bali Penida pun pada tahun ini membuka lapangan kerja bagi 6982 orang masyarakat, untuk bekerja di sektor infrastruktur sumber daya air. Mereka akan terbantu beberapa bulan ke depan untuk mendapatkan penghasilan di tengah pandemi yang tak tahu kapan akan berakhir.
Kepala BWS Bali Penida Maryadi Utama ST. MSi mengatakan, selain mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur berskala besar dan sedang, pihaknya pun juga menganggarkan untuk Program PKT khusus Provinsi Bali.
“Ada delapan kategori padat karya yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Bali Penida yang tersebar pada 564 lokasi, untuk membantu masyarakat terdampak covid 19,” ujar pria dengan senyum khas ini.
Pertama Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) , yang merupakan program perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dengan berbasis peran serta masyarakat petani tersebar di 213 lokasi dengan serapan 1452 pekerja.
Kedua program Operasi dan Pemeliharaan (OP) Irigasi dan Rawa berada di 34 lokasi dengan serapan 936 pekerja. Ketiga program OP Sungai Pantai pada 78 lokasi dengan menyerap 1431 tenaga kerja. Keempat OP Air Tanah dan Air Baku yang berada di 151 lokasi dengan serapan 343 pekerja.
Kemudian OP bendungan, danau, situ dan embung yang berada pada 44 lokasi dengan melibatkan 334 pekerja. Lalu TP OP irigasi dan rawa yang tersebar di 3 lokasi melibatkan 50 pekerja. Serta terakhir tambahan padat karya di 36 paket kegiatan infrastruktur yang menyerap 1381 pekerja.
“Total tenaga kerja yang diserap pada program padat karya ini 6982 orang dan akan berlangsung selama tiga bulan. Mereka yang bekerja itu adalah masyarakat terkena PHK, pengangguran dan masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan, ” jelasnya.
Hingga Mei 2021 ini kata Maryadi, realisasi Program PKT BWS Bali Penida sudah mencapai 320 lokasi dengan menggunakan sebanyak 4260 tenaga kerja. Rata-rata penghasilan pekerja ini lebih dari layak. Mereka bisa mendapatkan di atas Rp 100 ribu hingga Rp 130 ribu per hari.
Maryadi berharap agar masyarakat terkena dampak covid 19 bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan, sehingga ekonomi masyarakat bisa pulih kembali. (ridho)